Parah! 4 Hari Beruntun Pasar Obligasi Terkoreksi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
25 April 2019 11:43
Harga obligasi rupiah pemerintah pada perdagangan Kamis ini (25/4/2019) melanjutkan koreksi.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah pada perdagangan Kamis ini (25/4/2019) melanjutkan koreksi yang sudah terjadi sejak awal pekan ini atau setidaknya 4 hari beruntun di tengah belum kondusifnya pasar domestik dan global.

Koreksi harga terjadi di tengah penantian terhadap keputusan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu-Kamis, 24-25 April ini.

Selain itu, iklim pasar keuangan global juga belum membaik dan belum mampu memompa minat investor asing ke pasar keuangan Indonesia, meskipun kondisi sebaliknya terjadi di negara berkembang lain.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.


Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0078  yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 0,7 basis poin (bps) menjadi 7,68%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Sebaliknya, seri acuan 15 tahun masih menguat tipis. Koreksi masih terjadi di pasar obligasi sejak awal pekan, disertai dengan keluarnya investor asing senilai Rp 1,4 triliun.

Meskipun sempat terjadi arus keluar dana asing pada Senin, tapi data Kementerian Keuangan mencatat pada Selasa kemarin, investor asing membukukan beli bersih Rp 1,95 triliun sehingga posisinya masih berselisih Rp 550 miliar dibanding posisi akhir pekan lalu.  

Yield Obligasi Negara Acuan 25 Apr'19
SeriJatuh tempoYield 24 Apr'19 (%)Yield 25 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 24 Apr'19
FR00775 tahun7.1657.1660.107.1313
FR007810 tahun7.687.6870.707.678
FR006815 tahun8.1318.129-0.208.1106
FR007920 tahun8.2658.2690.408.2536
Avg movement0.25
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 953,58 triliun SBN, atau 38,44% dari total beredar Rp 2.480 triliun berdasarkan data per 23 April.


Angka kepemilikan asing masih positif atau bertambah Rp 60,33 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas yang turun 0,7%.

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan masih terjadi secara luas yaitu di India, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di negara maju, penguatan terjadi di pasar bund Jerman, OAT Perancis, dan US Treasury AS. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 24 Apr'19 (%)Yield 25 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil9.029.053.00
China3.4353.4430.80
Jerman-0.013-0.016-0.30
Perancis0.3490.347-0.20
Inggris1.1731.1770.40
India7.4737.424-4.90
Jepang-0.041-0.040.10
Malaysia3.8573.844-1.30
Filipina6.0546.0681.40
Rusia8.258.283.00
Singapura2.162.147-1.30
Thailand2.482.47-1.00
Amerika Serikat2.5222.52-0.20
Afrika Selatan8.558.572.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas) Next Article Ekonomi China Mulai Pulih, Harga Obligasi Rupiah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular