Duh! Asing Obral Saham, IHSG Tak Berdaya & Ditutup Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 April 2019 16:28
Derasnya Aksi Jual Investor Asing Buat IHSG Tak Mampu Menghijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Derasnya aksi jual yang dilakukan investor asing membuat IHSG hanya bisa menipiskan kekalahannya dan tak mampu finis di zona hijau.

Pasca kemarin membukukan jual bersih senilai Rp 138,7 miliar, pada hari ini investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 640,4 miliar di pasar saham tanah air.

Saham-saham yang banyak dilepas investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 379,5 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 110,1 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 80,6 miliar), PT Bumi Resources Minerals Tbk/BRMS (Rp 66,1 miliar), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (Rp 55,7 miliar).

Wajar jika investor asing kembali keluar dari pasar saham Indonesia. Pasalnya, rupiah ditransaksikan melemah. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.090/dolar AS. Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi membukukan rugi dari selisih kurs.

Ribut-ribut AS dengan Uni Eropa di bidang perdagangan membuat pelaku pasar memasang mode defensif dengan melepas rupiah dan mengalihkannya menjadi dolar AS selaku safe haven.

Selain itu, memudarnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve/The Fed selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini ikut menjadi bensin yang membuat dolar AS mampu menaklukkan rupiah.

Kemarin, penjualan rumah baru periode Maret 2019 diumumkan mencapai angka 692.000 unit (annualized), level tertinggi sejak November 2017.

Rilis data tersebut lantas melengkapi rangkaian rilis data ekonomi AS sebelumnya yang juga oke. Penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.

Kemudian, penjualan barang-barang ritel inti (mengeluarkan komponen mobil) periode Maret 2019 tumbuh sebesar 1,2% secara bulanan, membaik ketimbang bulan Februari yang minus 0,2%. Capaian tersebut juga juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,7% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.

Tak sampai disitu, klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 13 April tercatat turun 5.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 192.000, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 207.000, dilansir dari Forex Factory.

Kala data ekonomi menunjukkan bahwa perekonomian AS sedang berada dalam posisi yang kuat, maka urgensi bagi The Fed untuk memangkas tingkat suku bunga acuan menjadi memudar. Praktis, dolar AS mendapatkan suntikan energi untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular