
Gubernur BI: Inflasi Keseluruhan 2019 Bisa Capai 2,7%
Iswari Anggit Pramesti & Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
23 April 2019 20:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo merilis hasil survei BI mengenai indeks harga konsumen pada pekan ketiga April 2019. BI melihat terjadi inflasi di bulan April 0,31%.
"Indikator terus menunjukkan perkembangan positif. Inflasi pantauan kami sesuai dengan survei pemantauan harga sampai pekan ketiga April 2019, di mana inflasi 0,31% secara year on year 2,70%," kata Perry di Gedung BI, Selasa (23/4/2019).
Di akhir tahun ini secara year on year, Perry memprediksikan inflasi akan berada di 2,7%. "Year on year bisa berada di bawah 3,5% tepatnya year on year di 2,7%," kata Perry.
Sementara, Perry memastikan juga inflow terus membanjiri pasar modal dan Surat Berharga Negara [SBN]. Efeknya, lanjut Perry defisit transaksi berjalan [CAD/Current Account Deficit] akan membaik di triwulan I-2019.
"CAD tahun ini akan mengarah ke 2,5% PDB. Di triwulan I-2019 ini kemungkinan akan lebih rendah dari triwulan IV-2018 kemarin," kata Perry.
Perry yang menjadi anggota KSSK menyampaikan juga kondisi terkini di bidang moneter. BI, sambung Perry, memfokuskan kebijakan suku bunga untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian.
"Sehingga bisa menjaga defisit transaksi berjalan dalam batas aman."
(dru/dru) Next Article Gubernur BI Yakin Ekonomi RI Tangguh, Ini Buktinya!
"Indikator terus menunjukkan perkembangan positif. Inflasi pantauan kami sesuai dengan survei pemantauan harga sampai pekan ketiga April 2019, di mana inflasi 0,31% secara year on year 2,70%," kata Perry di Gedung BI, Selasa (23/4/2019).
Di akhir tahun ini secara year on year, Perry memprediksikan inflasi akan berada di 2,7%. "Year on year bisa berada di bawah 3,5% tepatnya year on year di 2,7%," kata Perry.
"CAD tahun ini akan mengarah ke 2,5% PDB. Di triwulan I-2019 ini kemungkinan akan lebih rendah dari triwulan IV-2018 kemarin," kata Perry.
Perry yang menjadi anggota KSSK menyampaikan juga kondisi terkini di bidang moneter. BI, sambung Perry, memfokuskan kebijakan suku bunga untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian.
"Sehingga bisa menjaga defisit transaksi berjalan dalam batas aman."
(dru/dru) Next Article Gubernur BI Yakin Ekonomi RI Tangguh, Ini Buktinya!
Most Popular