
Akankah Astra Ikut Lepas Bank Permata? Ini Respons Direksi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 April 2019 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Astra International Tbk (ASII) sebagai pemegang 45% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) masih enggan bersuara terkait dengan kabar rencana ikut melepas kepemilikan saham di Bank Permata sebagaimana yang dilakukan Standard Chartered Bank (Stanchart).
Astra dan Stanchart masing-masing memiliki 44,56% saham atau sebanyak 12,50 miliar saham BNLI per akhir Desember 2018, sementara sisa saham Bank Permata dimiliki publik 10,88% atau 3,05 miliar saham.
Stanchart sebelumnya sudah mengonfirmasi akan melepas kepemilikan saham di BNLI tersebut, sementara Astra belum menyebutkan komitmennya.
"Saya tidak bisa komentar mengenai hal itu [isu pelepasan saham], sebagai pemegang saham kami tentu selalu mengkaji strategi kami ya demi untuk yang terbaik untuk seluruh stakeholders [pemangku kepentingan]," kata Suparno Djasmin, Wakil Komisaris Utama Bank Permata dan Direktur Astra International, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
"Kami tentu akan melihat strategi dan semuanya segala sesuatu yang baik untuk seluruh stakeholders," katanya lagi.
Presiden Komisaris PT Astra Sedaya Finance ini juga enggan mengomentari soal kabar sudah adanya negosiasi harga. Dia hanya menegaskan yang terbaik bagi Astra sebagai pemegang saham BNLI adalah kepentingan semua stakeholders.
"Saya bisa bilang kami sedang mengkaji strategi yang ada dari waktu ke waktu, ya untuk melihat pokoknya yang terbaik untuk stakeholders seperti apa," tegasnya.
Pada kuartal I-2019, Bank Permata membukukan laba bersih senilai Rp 377 miliar. Perolehan tersebut melesat 131% dibandingkan periode yang sama 2018.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh perbaikan kualitas kredit yang telah berhasil menurunkan biaya pencadangan kredit sebesar 71% menjadi Rp 133 miliar dibandingkan Rp 465 miliar di kuartal I-2018.
"Kami melihat kondisi perusahaan sangat tergantung kondisi ekonomi baik global maupun domestik, tetapi tentu Bank Permata melakukan segala upaya meningkatkan performa yang sudah kami sampaikan Q1, dengan inisiasi inovasi dan program perbaikan yang kami lakukan tentu kami harap Bank Permata akan tumbuh semakin hari semakin baik," katanya.
Suparno menjelaskan Astra yang memiliki bisnis jasa keuangan melalui Bank Permata, multifinance, asuransi, modal ventura, optimistis dengan industri jasa keuangan Indonesia.
Dengan demikian, perseroan akan melakukan segala macam upaya untuk terus semakin membesarkan, memperkuat bisnis jasa keuangan Astra.
Sebelumnya, saham Bank Permata milik Stanchart tengah diburu beberapa investor, salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bahkan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan keputusan mengenai kelanjutan proses akuisisi Bank Permata akan diumumkan sebelum semester I tahun ini berakhir.
(tas) Next Article Bos Stanchart Grup Bicara Soal Nasib Bank Permata
Astra dan Stanchart masing-masing memiliki 44,56% saham atau sebanyak 12,50 miliar saham BNLI per akhir Desember 2018, sementara sisa saham Bank Permata dimiliki publik 10,88% atau 3,05 miliar saham.
Stanchart sebelumnya sudah mengonfirmasi akan melepas kepemilikan saham di BNLI tersebut, sementara Astra belum menyebutkan komitmennya.
"Saya tidak bisa komentar mengenai hal itu [isu pelepasan saham], sebagai pemegang saham kami tentu selalu mengkaji strategi kami ya demi untuk yang terbaik untuk seluruh stakeholders [pemangku kepentingan]," kata Suparno Djasmin, Wakil Komisaris Utama Bank Permata dan Direktur Astra International, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
![]() |
"Kami tentu akan melihat strategi dan semuanya segala sesuatu yang baik untuk seluruh stakeholders," katanya lagi.
Presiden Komisaris PT Astra Sedaya Finance ini juga enggan mengomentari soal kabar sudah adanya negosiasi harga. Dia hanya menegaskan yang terbaik bagi Astra sebagai pemegang saham BNLI adalah kepentingan semua stakeholders.
"Saya bisa bilang kami sedang mengkaji strategi yang ada dari waktu ke waktu, ya untuk melihat pokoknya yang terbaik untuk stakeholders seperti apa," tegasnya.
Pada kuartal I-2019, Bank Permata membukukan laba bersih senilai Rp 377 miliar. Perolehan tersebut melesat 131% dibandingkan periode yang sama 2018.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh perbaikan kualitas kredit yang telah berhasil menurunkan biaya pencadangan kredit sebesar 71% menjadi Rp 133 miliar dibandingkan Rp 465 miliar di kuartal I-2018.
"Kami melihat kondisi perusahaan sangat tergantung kondisi ekonomi baik global maupun domestik, tetapi tentu Bank Permata melakukan segala upaya meningkatkan performa yang sudah kami sampaikan Q1, dengan inisiasi inovasi dan program perbaikan yang kami lakukan tentu kami harap Bank Permata akan tumbuh semakin hari semakin baik," katanya.
Suparno menjelaskan Astra yang memiliki bisnis jasa keuangan melalui Bank Permata, multifinance, asuransi, modal ventura, optimistis dengan industri jasa keuangan Indonesia.
Dengan demikian, perseroan akan melakukan segala macam upaya untuk terus semakin membesarkan, memperkuat bisnis jasa keuangan Astra.
Sebelumnya, saham Bank Permata milik Stanchart tengah diburu beberapa investor, salah satunya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Bahkan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan keputusan mengenai kelanjutan proses akuisisi Bank Permata akan diumumkan sebelum semester I tahun ini berakhir.
(tas) Next Article Bos Stanchart Grup Bicara Soal Nasib Bank Permata
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular