
Selepas Anjlok 1,42%, Hari Ini IHSG Bangkit
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 April 2019 10:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Selepas anjlok hingga 1,42% pada perdagangan kemarin (22/4/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit pada hari ini. Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,08% ke level 6.420,16. Pada pukul 9:30 WIB, IHSG telah memperlebar penguatannya menjadi 0,4% ke level 6.440,6.
IHSG menguat kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,16%, indeks Shanghai turun 0,13%, indeks Hang Seng turun 0,19%, dan indeks Straits Times turun 0,06%.
Absennya sentimen positif membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Memang, rilis data ekonomi dari negara-negara dengan nilai perekonomian raksasa seperti China dan AS belakangan ini terbilang sangat baik.
Pada pekan lalu, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 6,4% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 6,3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, produksi industri periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 8,5% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 5,9%, seperti dilansir dari Trading Economics. Terakhir, penjualan barang-barang ritel untuk bulan yang sama melesat hingga 8,7% secara tahunan, juga di atas konsensus yang sebesar 8,4%, dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke AS, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Namun, deretan data ekonomi yang kinclong tersebut sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, sehingga yang terjadi pada hari ini adalah aksi ambil untung (profit-taking).
IHSG menguat kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,16%, indeks Shanghai turun 0,13%, indeks Hang Seng turun 0,19%, dan indeks Straits Times turun 0,06%.
Absennya sentimen positif membuat saham-saham di Benua Kuning dilego investor. Memang, rilis data ekonomi dari negara-negara dengan nilai perekonomian raksasa seperti China dan AS belakangan ini terbilang sangat baik.
Kemudian, produksi industri periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 8,5% secara tahunan, di atas konsensus yang sebesar 5,9%, seperti dilansir dari Trading Economics. Terakhir, penjualan barang-barang ritel untuk bulan yang sama melesat hingga 8,7% secara tahunan, juga di atas konsensus yang sebesar 8,4%, dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke AS, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik sebesar 1,6% secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan capaian bulan Februari yakni kontraksi sebesar 0,2%. Capaian pada bulan Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan sebesar 0,9% saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Namun, deretan data ekonomi yang kinclong tersebut sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan-perdagangan sebelumnya, sehingga yang terjadi pada hari ini adalah aksi ambil untung (profit-taking).
Next Page
Sudah Kelewat Dalam
Pages
Most Popular