
Ini Kesamaan Rupiah dan Lionel Messi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 April 2019 09:27

Dolar AS memang masih menguat di level global. Pada pukul 09:15 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,03%.
Namun, penguatan dolar AS menipis. Penyebabnya adalah rilis data harga rumah bukan baru di Negeri Paman Sam yang pada Maret tumbuh 4,9% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 5,21%.
The Federal Reserve/The Fed dalam proyeksi GDPNow memperkirakan pertumbuhan investasi residensial di AS pada kuartal I-2019 adalah 3,5%. Melambat dari perkiraan sebelumnya yaitu 4%.
Rilis ini membuat laju dolar AS agak tertahan. Akibatnya, beberapa mata uang utama Asia berhasil menyalip di tikungan.
Namun langkah rupiah agak berat karena terbeban harga minyak. Pada pukul 09:21 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet masih naik masing-masing 0,21% dan 2,59%.
Bagi rupiah, kenaikan harga minyak berpotensi menjadi musibah. Pasalnya, Indonesia adalah negara net importir minyak yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Ketika harga minyak melonjak, maka biaya importasi komoditas ini pun ikut membengkak. Akibatnya, tekanan di transaksi berjalan (current account) akan semakin berat dan rupiah kian kekurangan modal untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Namun, penguatan dolar AS menipis. Penyebabnya adalah rilis data harga rumah bukan baru di Negeri Paman Sam yang pada Maret tumbuh 4,9% year-on-year (YoY). Melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 5,21%.
The Federal Reserve/The Fed dalam proyeksi GDPNow memperkirakan pertumbuhan investasi residensial di AS pada kuartal I-2019 adalah 3,5%. Melambat dari perkiraan sebelumnya yaitu 4%.
Namun langkah rupiah agak berat karena terbeban harga minyak. Pada pukul 09:21 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet masih naik masing-masing 0,21% dan 2,59%.
Bagi rupiah, kenaikan harga minyak berpotensi menjadi musibah. Pasalnya, Indonesia adalah negara net importir minyak yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Ketika harga minyak melonjak, maka biaya importasi komoditas ini pun ikut membengkak. Akibatnya, tekanan di transaksi berjalan (current account) akan semakin berat dan rupiah kian kekurangan modal untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular