
Data PDB Sudah Jadi Fokus, Dolar AS Terkoreksi Turun
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 April 2019 21:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah di awal pekan ini Senin (22/4/19), banyaknya pasar yang masih libur Paskah membuat volume perdagangan sepi dan tidak banyak pergerakan.
Pada pukul 20:22 WIB, indeks dolar AS melemah 0,13% ke level 97,35, melansir kuotasi dari Investing.
Indeks dolar yang sering dijadikan tolak ukur kekuatan mata uang Paman Sam tersebut dibentuk dari enam mata uang. Euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%, disusul poundsterling 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Rilis data ekonomi dari AS pada pekan lalu sebenarnya cukup bagus yang seharusnya bisa menopang penguatan dolar, namun sepertinya mata uang AS ini terkena koreksi teknikal. Apalagi di pekan ini akan dilaporkan data pertumbuhan ekonomi AS.
Penjualan ritel di AS dilaporkan melonjak di bulan Maret. Data yang dirilis pekan lalu oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan data penjualan ritel sebesar 1,6% dari bulan sebelumnya yang turun 0,2%. Kenaikan di bulan Maret tersebut menjadi yang terbesar sejak September 2017.
Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan, dilaporkan naik 1,2% setelah mengalami penurunan 0,2% di bulan Februari.
Namun data bagus itu bisa dikatakan menjadi masa lalu, pelaku pasar kini berfokus pada data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS pada Jumat (26/4/19) nanti.
Pelaku pasar tentunya masih teringat dengan sikap dovish Federal Reserve/The Fed yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini menjadi 2,1% dari sebelumnya 2,3%, dan menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan data dari Forex Factory, PDB AS kuartal I diprediksi sebesar 2,2%. Jika data itu dirilis lebih rendah dari perkiraan, tentunya akan muncul lagi kecemasan akan pelambatan ekonomi AS, dan dapat menekan nilai tukar dolar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/dru) Next Article Investor Antisipasi Isi Pidato Powell, Dolar AS Masih Perkasa
Pada pukul 20:22 WIB, indeks dolar AS melemah 0,13% ke level 97,35, melansir kuotasi dari Investing.
Indeks dolar yang sering dijadikan tolak ukur kekuatan mata uang Paman Sam tersebut dibentuk dari enam mata uang. Euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%, disusul poundsterling 11,9%. Mata uang lainnya yang membentuk indeks dolar yakni yen (13,6%), dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).
Penjualan ritel di AS dilaporkan melonjak di bulan Maret. Data yang dirilis pekan lalu oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan data penjualan ritel sebesar 1,6% dari bulan sebelumnya yang turun 0,2%. Kenaikan di bulan Maret tersebut menjadi yang terbesar sejak September 2017.
Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan, dilaporkan naik 1,2% setelah mengalami penurunan 0,2% di bulan Februari.
Namun data bagus itu bisa dikatakan menjadi masa lalu, pelaku pasar kini berfokus pada data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS pada Jumat (26/4/19) nanti.
Pelaku pasar tentunya masih teringat dengan sikap dovish Federal Reserve/The Fed yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini menjadi 2,1% dari sebelumnya 2,3%, dan menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan data dari Forex Factory, PDB AS kuartal I diprediksi sebesar 2,2%. Jika data itu dirilis lebih rendah dari perkiraan, tentunya akan muncul lagi kecemasan akan pelambatan ekonomi AS, dan dapat menekan nilai tukar dolar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/dru) Next Article Investor Antisipasi Isi Pidato Powell, Dolar AS Masih Perkasa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular