Aneh, Dolar yang Perkasa Kalah Lawan Yen

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 April 2019 09:55
Dolar Amerika Serikat (AS) sedang kuat-kuatnya pada perdagangan Kamis (18/4/19) kemarin.
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Yuriko Nakao/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sedang kuat-kuatnya pada perdagangan Kamis (18/4/19) kemarin, indeks dolar bahkan mencatat penguatan 0,43% ke level 97,43, melansir data dari Investing. Namun yang aneh, di saat sedang perkasa itu dolar justru berhasil dikalahkan yen Jepang.

Yen pada perdagangan Kamis berakhir di level 111,97/US$ atau menguat (USD/JPY turun) 0,07%, bahkan sebelumnya sempat ke level 111,76/US$. Sementara pagi ini, Jumat (19/4/19), yen diperdagangkan di kisaran 111,93/US$ melansir kuotasi MetaTrader 5.


Rentang pergerakan yen juga sedikit melebar pada Kamis kemarin menjadi 30 pip, setelah dalam tiga hari berturut-turut paling besar 25 pip.

Kembali munculnya tanda-tanda pelambatan ekonomi di Eropa yang membuat permintaan safe haven seperti yen meningkat.

Rilis data aktivitas bisnis Zona Euro menunjukkan kontraksi sektor manufaktur yang semakin dalam, dan ekspansi sektor jasa yang melambat di bulan ini. Jika terjadi pelambatan ekonomi ataupun gejolak di pasar finansial yen selalu menjadi incaran para investor.

Yen merupakan salah satu dari enam mata uang yang membentuk indeks dolar AS. Indeks ini dijadikan tolak ukur kekuatan mata uang Paman. Euro menjadi kontributor terbesar yakni 57,6%, disusul poundsterling 11,9%, yen menempati peringkat ketiga (13,6%), disusul dolar Kanada (9,1%), krona Swedia (4,2%) dan franc Swiss (3,6%).

Lima mata uang selain yen tersebut ambruk di hadapan dolar AS Kamis kemarin. Mata uang Paman Sam ini mendapat momentum penguatan pasca rilis data penjualan ritel yang menunjukkan lonjakan tajam.


Departemen Perdagangan AS merilis data penjualan ritel sebesar 1,6% dari bulan sebelumnya yang turun 0,2%. Kenaikan di bulan Maret tersebut menjadi yang terbesar sejak September 2017. Sementara penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan, dilaporkan naik 1,2% setelah mengalami penurunan 0,2% di bulan Februari.

Dari Jepang pagi ini dilaporkan data inflasi inti nasional yang menunjukkan peningkatan, tentunya ini menjadi kabar cukup bagus.



Inflasi inti di Jepang sejak awal tahun terus menunjukkan, baru di bulan April berhasil rebound. Badan Statistic Jepang melaporkan kenaikan harga di luar sektor makanan itu sebesar 0,8%, lebih tinggi dari bulan Maret Sebesar 0,7%, dan lebih tinggi dari prediksi tetap sebesar 0,7%, mengutip data Forex Factory.

Bank Sentral Jepang (BOJ) sebelumnya menargetkan inflasi 2,0% tercapai di tahun fiscal 2019, meski masih jauh dari target namun kenaikan inflasi tetap menjadi tanda bagus, dan dapat mendongkrak performa yen lebih lanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(prm) Next Article Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular