Data Ekonomi China Bikin Grogi, Bursa Asia Naik Tipis

Market - Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 April 2019 09:19
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada hari ini, walaupun tipis saja Foto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada hari ini, walaupun tipis saja: indeks Nikkei naik 0,07%, indeks Hang Seng menguat 0,1%, indeks Straits Times naik 0,08%, dan indeks Kospi menguat 0,02%. Sementara itu, indeks Shanghai terkoreksi 0,11%.

Kekhawatiran terkait dengan perlambatan ekonomi China membatasi aksi beli yang dilakukan investor di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini pukul 09:00 WIB, angka pertumbuhan ekonomi China periode kuartal-I 2019 akan dirilis.



Melansir Bloomberg, perekonomian China diperkirakan tumbuh sebesar 6,3% (annualized). Jika ini benar yang terjadi, maka pertumbuhan ekonomi China akan berada di kisaran tengah dari rentang yang ditetapkan pemerintahnya, yakni 6%-6,5%.

Sebagai informasi, pemerintah China belum lama ini resmi memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 menjadi 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%. Pada tahun 2018, perekonomian China tumbuh hingga 6,6%.

Jika yang tercapai adalah pertumbuhan ekonomi di batas bawah, maka perekonomian China dapat dikatakan mengalami hard landing.



Di saat yang bersamaan dengan angka pertumbuhan ekonomi, angka pertumbuhan produksi industri dan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 juga akan dirilis.

Melalui serangkaian rilis data tersebut, pelaku pasar akan dapat mengobservasi dampak dari perang dagang AS-China yang sudah berkecamuk selama berbulan-bulan lamanya.

Data Ekonomi China Bikin Grogi, Bursa Asia Naik TipisFoto: Presiden AS Donald Trump (kanan) berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Washington, Kamis (4/4/2019). (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)


Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Kala perekonomian China berada dalam tekanan yang signifikan, tentulah laju perekonomian dunia juga akan merasakan dampaknya, mengingat posisi China yang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia. Sebaliknya, kala perekonomian China membukukan kinerja yang oke, kinerja perekonomian dunia juga akan ikut terkerek naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Hantu Resesi & Ekonomi Bobrok, Bikin Bursa Asia Kompak Mundur


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading