IHSG Ditutup Menguat, Sambut Kemenangan Jokowi atau Prabowo?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 April 2019 16:30
IHSG Ditutup Menguat, Sambut Kemenangan Jokowi atau Prabowo?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,09% ke level 6.440,72, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi 2 dengan memperlebar penguatannya menjadi 0,72% ke level 6.481,54. Penguatan hari ini lantas menandai yang kedua secara beruntun.

Saham-saham yang berkontribisi signifikan bagi kenaikan IHSG di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+3,74%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,97%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+3,68%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,23%), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+1,04%).

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,24%, indeks Shanghai naik 2,39%, indeks Hang Seng naik 1,07%, indeks Straits Times naik 0,14%, dan indeks Kospi naik 0,26%.

Damai dagang AS-China yang kian dekat membuat saham-saham di Benua Kuning menjadi incaran investor. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS dan China telah membuat kemajuan lebih lanjut dalam negosiasi dagang.

"Saya berharap kami semakin dekat ke putaran final menuju kesepakatan. Kami membuat kemajuan, tetapi saya ingin hati-hati karena ini bukan negosiasi publik. Ini adalah perjanjian yang sangat-sangat detil, mencakup hal yang belum pernah dibahas sebelumnya," papar Mnuchin, mengutip Reuters.

Mnuchin bahkan memberi bocoran bahwa kesepakatan damai dagang AS-China akan berisi 7 bab. "Ini akan menjadi perubahan paling signifikan dalam hubungan AS-China selama 40 tahun terakhir," tegasnya.

Sebelumnya, aura perdamaian AS-China tercium kala Mnuchin mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk dikenakan sanksi jika tak mematuhi kesepakatan dagang dengan China.

"Ada komitmen tertentu yang AS buat dalam kesepakatan ini, dan ada komitmen tertentu yang China buat," papar Mnuchin kala berbicara dengan reporter di sela-sela pertemuan IMF di Washington.

"Saya memperkirakan bahwa mekanisme penegakan berlaku untuk kedua belah pihak, bahwa kami berharap untuk mematuhi komitmen kami dan jika tidak, maka harus ada sanksi tertentu, dan hal yang sama berlaku untuk China," tambahnya.

Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Jika kesepakatan dagang bisa dicapai, terutama jika pengenaan bea masuk tersebut ikut dicabut, tentu perekonomian AS dan China bisa dipacu untuk melaju lebih kencang. Jika ini yang terjadi, tentulah laju perekonomian dunia juga akan lebih kencang, mengingat AS dan China merupakan 2 negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.
Faktor domestik juga membuat IHSG mampu menghijau pada hari ini. Kemarin (15/4/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Maret 2019 jatuh sebesar 10,01% secara tahunan, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 10,75%. Sementara itu, impor jatuh sebesar 6,76% YoY, lebih dalam dari konsensus yakni kontraksi sebesar 4,15%.

Alhasil, neraca dagang Indonesia membukukan surplus senilai US$ 540 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memproyeksikan defisit senilai US$ 217 juta.

Dengan neraca dagang yang kembali membukukan surplus, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menipis. Pada bulan Februari, surplus neraca dagang adalah senilai US$ 330 juta.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.

Kala CAD membaik, tentu rupiah menjadi memiliki energi untuk menguat melawan dolar AS. Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Hingga sore hari, rupiah memang melemah 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.080/dolar AS. Namun, pelemahan rupiah pada hari ini terbilang wajar. Pasalnya, rupiah sudah menguat dalam 3 hari perdagangan terakhir.

Kedepannya, dengan potensi menipisnya CAD, tentu rupiah akan memiliki pijakan yang kuat untuk memukul mundur dolar AS.

Seiring dengan prospek dari mata uang Garuda yang kinclong, aksi beli di bursa saham tanah air dilakukan investor. Selain karena faktor-faktor yang sudah disebutkan di halaman sebelumnya, penguatan IHSG pada hari ini kami yakini dipicu oleh ekspektasi bahwa Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan keluar sebagai pemenang dalam pemilihan presiden (pilpres) yang akan digelar esok hari (17/4/2019).

Perlu diketahui, semenjak posisi presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat pada tahun 2004 silam, IHSG memang selalu menunjukkan performa yang kinclong pada tahun pilpres, namun dengan catatan bahwa pemenangnya sesuai proyeksi dari mayoritas lembaga survei.

Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Kala itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan pertarungan melawan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.

Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Pada pertarungan tahun 2009, SBY berhasil mempertahankan posisi RI-1, namun dengan wakil yang berbeda. Ia didampingi oleh Boediono yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI). SBY-Boediono berhasil mengalahkan 2 pasangan calon yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.

Beralih ke tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhasil menempati tahta kepemimpinan tertinggi di Indonesia dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Pada saat itu, IHSG melejit 22,3%.

Berdasarkan laporan terakhir yang dipublikasikan para lembaga survei, kemungkinan besar Joko Widodo-Ma’ruf Amin akan menjadi pemenang dalam gelaran pilpres 2019. Lembaga Indikator Politik Indonesia belum lama ini merilis survei terbaru soal tingkat elektabilitas antara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasilnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dengan persentase pemilih 55,4%, sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 37,4%.

"Responden yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan (undecided) sebanyak 7,2 persen," tulis hasil survei Indikator Politik Indonesia, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (3/4/2019).

Dilansir dari pemberitaan Detik News tertanggal 12 April, survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan bahwa pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul 19,8% dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menjelang pencoblosan pada 17 April mendatang.

Survei tersebut dilakukan pada 5-8 April 2019 menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan 2.285 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.

"Dengan pengukuran langsung dengan pertanyaan seandainya pilpres dilakukan sekarang, maka pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapat dukungan sebesar 56,8 persen, lalu Prabowo-Sandiaga sebesar 37 persen, yang belum memilih 6,3 persen," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani pada hari Jumat (12/4/2019), dikutip dari Detik News.

Kemudian, Charta Politika juga memprediksi kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam gelaran pilpres tahun ini.

"Sama seperti di tanggal 8 Juli 2014 lalu, Charta Politika berani membuat prediksi bahwa Jokowi akan memenangkan pilpres dengan rentang 4-8%," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2019), seperti dikutip dari Detik News.

Jadi, bisa dibilang aksi beli yang dilakukan investor di pasar saham tanah air dalam beberapa waktu terakhir, termasuk hari ini, merupakan persiapan untuk menyambut kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular