
Analisis Teknikal
2 Hari Jelang Pilpres, Peluang Penguatan IHSG Masih Ada
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 April 2019 17:56

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari pertama pada pekan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dengan menguat 0,46% ke level 6.435, pada perdagangan Senin ini (15/4/2019).
Jika pada penutupan perdagangan sesi I semua sektor menghijau, hal berbeda terjadi di sesi II ketika sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang terkoreksi sebesar 0,42%.
Adapun sektor konsumer, keuangan, dan aneka industri menjadi pendorong utama penguatan IHSG dengan sumbangan 19 poin.
Sentimen positif bagi IHSG datang dari rilis data neraca perdagangan yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Surplus neraca dagang sebesar US$ 540 juta di mana nilai ekspor Indonesia turun sebesar 10,01% year-on-year (YoY), sementara nilai impor terkoreksi sebesar 6,76% YoY.
Ibarat mesin pesawat yang hanya didorong dengan satu mesin, laju IHSG sebetulnya kurang kencang hari ini. Investor lokal lebih banyak melakukan pembelian ketimbang investor asing. Hari ini, asing mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 395 miliar di pasar reguler, menjadikan net sell hari ke-2 secara berturut-turut.
Saham-saham yang paling banyak dilepas asing di antaranya PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 165 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 67 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 43 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 38 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk/BTPS (Rp 30 miliar).
Aksi jual asing tersebut berdekatan dengan akan diselenggarakannya Pemilu 2019. Indonesia telah menyelenggarakan tiga kali Pemilu sejak era reformasi 1998 lalu, yakni pada 2004, 2009, dan 2014.
Dalam tiga kali Pemilu tersebut, IHSG selalu mencatatkan kinerja yang positif. Kenaikan tertinggi IHSG terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 86,98%.
Bagaimana dari sisi teknikal?
Secara teknikal, IHSG memberikan sinyal penguatan seiring terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) pada grafik jenis lilin (candlestick).
Terbentuknya pola tersebut karena perdagangan saham hari ini, IHSG bergerak di rentang sempit antara 6.415 - 6.441.
Meski berakhir di zona hijau, penguatan IHSG belum terlihat meyakinkan karena masih bergerak di bawah nilai rata-ratanya selama 5 hari terakhir (moving average/MA5). Hal ini menggambarkan dalam jangka pendek dapat saja IHSG bergerak di zona merah.
IHSG juga belum mampu melewati level penghalang (resistance) terdekatnya yang berada di 6.450.
Dengan melihat dari tingkat kejenuhan, ruang penguatan IHSG sebetulnya masih terbuka karena belum memasuki fase jenuh beli (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!
Jika pada penutupan perdagangan sesi I semua sektor menghijau, hal berbeda terjadi di sesi II ketika sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang terkoreksi sebesar 0,42%.
Adapun sektor konsumer, keuangan, dan aneka industri menjadi pendorong utama penguatan IHSG dengan sumbangan 19 poin.
Ibarat mesin pesawat yang hanya didorong dengan satu mesin, laju IHSG sebetulnya kurang kencang hari ini. Investor lokal lebih banyak melakukan pembelian ketimbang investor asing. Hari ini, asing mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 395 miliar di pasar reguler, menjadikan net sell hari ke-2 secara berturut-turut.
Saham-saham yang paling banyak dilepas asing di antaranya PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 165 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 67 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 43 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 38 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk/BTPS (Rp 30 miliar).
Aksi jual asing tersebut berdekatan dengan akan diselenggarakannya Pemilu 2019. Indonesia telah menyelenggarakan tiga kali Pemilu sejak era reformasi 1998 lalu, yakni pada 2004, 2009, dan 2014.
Dalam tiga kali Pemilu tersebut, IHSG selalu mencatatkan kinerja yang positif. Kenaikan tertinggi IHSG terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 86,98%.
Bagaimana dari sisi teknikal?
Secara teknikal, IHSG memberikan sinyal penguatan seiring terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) pada grafik jenis lilin (candlestick).
Terbentuknya pola tersebut karena perdagangan saham hari ini, IHSG bergerak di rentang sempit antara 6.415 - 6.441.
![]() |
Meski berakhir di zona hijau, penguatan IHSG belum terlihat meyakinkan karena masih bergerak di bawah nilai rata-ratanya selama 5 hari terakhir (moving average/MA5). Hal ini menggambarkan dalam jangka pendek dapat saja IHSG bergerak di zona merah.
IHSG juga belum mampu melewati level penghalang (resistance) terdekatnya yang berada di 6.450.
Dengan melihat dari tingkat kejenuhan, ruang penguatan IHSG sebetulnya masih terbuka karena belum memasuki fase jenuh beli (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular