Apapun Hasil Pilpres, Ini Sektor Saham yang Layak Dicermati

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 April 2019 17:39
Sebaliknya jika petahana kalah maka emiten berpenghasilan dolar AS dan emiten defensif yang berpotensi menguat.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar optimistis sektor yang terkait infrastruktur diprediksi akan menguat jika pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangi Pilpres. Sebaliknya jika petahana kalah maka emiten berpenghasilan dolar AS dan emiten defensif yang berpotensi menguat. 

Henry Wibowo, Kepala Riset PT RHB Sekuritas Indonesia, dalam riset-nya hari ini (15/4/19) memprediksi sektor terkait infrastruktur yang dimaksud adalah konstruksi, jalan tol, semen, dan bank. 
"Diikuti oleh properti industri (yang diuntungkan dari potensi reformasi perburuhan), dan sektor yang masih belum membebani indeks yaitu properti dan telekomunikasi," ujar Henry bersama Ghibran Al Imran dalam riset tersebut. 

Di sisi lain, dia memprediksi jika Prabowo Subianto yang di luar dugaan dapat memenangi kontestasi 5 tahunan ini, maka akan ada periode konsolidasi sementara, sehingga emiten beromzet dolar AS dan yang dianggap emiten defensif dapat menjadi pilihan investor. 

Emiten berpendapatan dolar AS diprediksi dapat menguat karena dikhawatirkan akan terjadi tekanan pada rupiah untuk sementara waktu, sehingga dolar AS akan menguat.

Probabilitas kemenangan Jokowi yang masih menjadi skenario terdekat Henry dan tim didasari oleh polling elektabilitas yang digelar pada Februari-Maret dari delapan lembaga survey dan penelitian. 

Kedelapan lembaga survey tersebut adalah Charta Politika, Vox Populi, Alvara Research Center, CSIS, SMRC, LSI Denny JA, Litbang Kompas, dan Indo Barometer. 

Dari rerata data tersebut, Henry menyimpulkan Jokowi memiliki kemungkinan lebih besar untuk kembali mengungguli Prabowo dengan angka 53,1%, di atas Prabowo 33,6% dan sisanya 13,2% belum menentukan pilihan atau tidak memilih. 

Sebelumnya, Prabowo pernah bersaing dengan Jokowi pada 2014 silam dan kalah dengan angka 46,85% melawan 53,15%. 

Senada dengan riset Henry, M. Alfatih, Vice President PT Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan jika Jokowi unggul maka yang akan diuntungkan adalah saham bank BUMN yang terkait dengan bantuan sosial dan memiliki tugas sosial seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS).  

Selain itu, tuturnya, adalah emiten saham infrastruktur dan konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Tbk (PTPP).  

"Emiten industri juga berpotensi mendapatkan sentimen positif, seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), serta emiten korporasi lainnya," ujarnya dalam acara Closing Bell di CNBC TV pekan lalu. 

Investor Wait & See Jelang Pemilu
[Gambas:Video CNBC]

Meskipun memiliki skenario dengan potensi petahana yang menang, Alfatih dan Samuel Sekuritas juga masih membuka peluang kemenangan Prabowo, karena pada pertarungan kali ini sudah mulai ada beberapa lembaga survei yang mulai memenangkan paket 02, tidak seperti pada 2014 silam.
 

Jika skenario penantang yang akan memenangkan pilpres, Alfatih mengatakan secara jangka pendek emiten yang berpenghasilan dolar AS seperti emiten batu bara, metal, dan CPO yang dapat menguat.  

"Selain itu, emiten yang terkait dengan Sandiaga Uno juga bisa menguat, seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) serta emiten defensif seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM)." 

Menjelang pilpres Rabu pekan ini, arus dana asing ke pasar saham sempat mencetak tren reli terpanjang sejak 22 Januari yaitu 7 hari berturut turut. 

Masuknya arus dana asing tersebut terjadi di seluruh pasar (reguler, negosiasi, tunai) sejak 2 April hingga 11 April dan membukukan nilai pembelian bersih asing (net foreign buy) Rp 3,71 triliun.  

Meskipun demikian, aksi sebaliknya yaitu aksi jual bersih asing (net foreign sell) justru terjadi pada akhir pekan lalu hingga hari ini.

TanggalTransaksi Bersih Asing (Rp miliar)
15-Apr-19-344
12-Apr-19-1,124
11-Apr-19581
10-Apr-19345
9-Apr-19593
8-Apr-19860
5-Apr-19419
4-Apr-19663
3-Apr-19248
2-Apr-19-145
Sumber: Refinitiv   


TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Menguji Jokowi Effect Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular