Breaking! IHSG Ambles 1% Lebih Jelang Pilpres, Investor Tarik Dana?

fsd, CNBC Indonesia
13 February 2024 11:46
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami koreksi signifikan satu hari menjelang pemilihan umum (Pemilu) presiden Indonesia, Rabu (14/2) besok.

Pada perdagangan intraday sesi I Selasa (13/2/2024), IHSG terkapar 1,14% ke 7.214,70 dibebani kinerja negatif sejumlah emiten raksasa, khususnya yang ada dalam portofolio milik taipan terkaya RI Prajogo Pangestu.

Hingga pukul 11.39 WIB, total transaksi tercatat senilai Rp 4,58 triliun, melibatkan 8,82 miliar saham dan berpindah tangan 759.383 kali. Tercatat ada 200 saham yang menguat, 292 terkoreksi dan 221 lainnya stagnan.

Secara sektoral hanya kesehatan dan transportasi yang mengalami penguatan pada perdagangan hari ini. Sementara dari sekian banyak sektor yang tertekan, sektor teknologi dan basic material mengalami koreksi paling dalam masing-masing sebesar 0,84% dan 0,70% pagi ini.

Secara spesifik, Chandra Asri Pacific (TPIA) menjadi emiten yang paling menekan kinerja IHSG dan tercatat turun 16,27% pada perdagangan intraday pagi ini. Koreksi ini berkontribusi atas penurunan 22,56 indeks poin IHSG.

Kemudian ada emiten panas bumi Barito Renewables Energy (BREN) yang terkoreksi 8,26% dan memangkas 16 indeks poin. Lalu ada emiten tambang Salim Amman Mineral International (AMMN), Sinar Mas Multiartha (SMMA) dan emiten batu bara Prajogo Pangestu Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)yang melengkapi 5 besar emiten pemberat IHSG pada perdagangan pagi ini, dengan pelemahan berkisar 3 hingga 4 indeks poin.

Pada pekan pemilu ini (12-16 Februari 2024) pelaku pasar berpotensi menimbulkan aksi wait and see. Investor akan memantau hasil Pemilu 2024 yang berlangsung besok.

Selain wait and see menjelang hari puncak Pemilu 2024 pada esok hari, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Januari 2024.

Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 3,4% (year-on-year/yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (month-to-month/mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.

Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9% pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.

Sementara jika inflasi sesuai ekspektasi atau bahkan lebih rendah, maka hal ini akan memberikan dorongan untuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) agar semakin cepat dalam memangkas suku bunganya sebab target inflasi di level 2% semakin dekat.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular