
Dibuka di Zona Merah, Straits Times Masih Bisa Menguat
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
12 April 2019 08:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times nampaknya terkena hembusan hawa negatif dari Wall Street yang ditutup bervariatif cenderung ke zona merah. Ini tampak dari pembukaan perdagangan hari ini (12/4/2019) Straits Times dibuka terkoreksi terbatas 0,01% ke level 3.330,64.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 9 mencatatkan kenaikan harga, 13 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pagi ini, Kementerian Perdagangan dan Industri Negeri Singa baru saja mengumumkan bahwa perekonomian Negeri Singa tumbuh 1,3% year-on-year (YoY) di kuartal I-2019 yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 3 tahun lalu, dilansir Straits Times.
Rendahnya aktifitas bisnis yang dicatatkan industri manufaktur menjadi salah satu penyebab perlambatan ekonomi Singapura.
Industri manufaktur hanya tumbuh 1,9% YoY karena terbebani oleh penurunan hasil produksi kluster elektronik dan presisi rekayasa. Penurunan pada produk tersebut, mengalahkan pertumbuhan yang dicatatkan oleh produk biomedis dan rekayasa transportasi.
Meskipun begitu, masih tidak menutup kemungkinan Straits Times untuk kembali melangkah ke zona hijau.
Alasannya, pertumbuhan ekonomi kuartalan berhasil tumbuh 2% QoQ, lebih baik dibanding 1,4% QoQ di kuartal sebelumnya, berdasarkan basis tahunan yang disesuaikan secara musiman.
Ekonomi di kuartal I tahun ini tumbuh karena disokong oleh sektor jasa yang tumbuh 2,1% QoQ dibandingkan periode yang sama akhir tahun lalu, yang naik 1,8% QoQ. Pertumbuhan terutama didukung oleh sektor informasi dan komunikasi, serta sektor layanan bisnis, dilansir Straits Times.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan ritel Singapura di bulan Februari pukul 24:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tekanan Jual Masih Melanda Bursa Singapura
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 9 mencatatkan kenaikan harga, 13 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pagi ini, Kementerian Perdagangan dan Industri Negeri Singa baru saja mengumumkan bahwa perekonomian Negeri Singa tumbuh 1,3% year-on-year (YoY) di kuartal I-2019 yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 3 tahun lalu, dilansir Straits Times.
Industri manufaktur hanya tumbuh 1,9% YoY karena terbebani oleh penurunan hasil produksi kluster elektronik dan presisi rekayasa. Penurunan pada produk tersebut, mengalahkan pertumbuhan yang dicatatkan oleh produk biomedis dan rekayasa transportasi.
Meskipun begitu, masih tidak menutup kemungkinan Straits Times untuk kembali melangkah ke zona hijau.
Alasannya, pertumbuhan ekonomi kuartalan berhasil tumbuh 2% QoQ, lebih baik dibanding 1,4% QoQ di kuartal sebelumnya, berdasarkan basis tahunan yang disesuaikan secara musiman.
Ekonomi di kuartal I tahun ini tumbuh karena disokong oleh sektor jasa yang tumbuh 2,1% QoQ dibandingkan periode yang sama akhir tahun lalu, yang naik 1,8% QoQ. Pertumbuhan terutama didukung oleh sektor informasi dan komunikasi, serta sektor layanan bisnis, dilansir Straits Times.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data penjualan ritel Singapura di bulan Februari pukul 24:00 WIB.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tekanan Jual Masih Melanda Bursa Singapura
Most Popular