Sederet Alasan Harga Minyak Meroket, Nomor 4 Bikin Sedih!

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 April 2019 17:13
Damai Dagang AS-China Hapur Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
Foto: Wakil Perdana Menteri China Liu He, kiri, memberi isyarat setelah ia berpose untuk foto dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, tengah, dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di Guesthouse Negara Diaoyutai di Beijing, Jumat, 29 Maret 2019. (Nicolas Asfouri / Pool via AP) )
Ketiga, aura positif damai dagang AS-China mampu menghapus kekhawatiran akan berkurangnya permintaan minyak.

Sejak tahun 2018, gelombang perlambatan ekonomi global mulai membuncah. Penyebabnya utamanya tidak lain adalah perang dagang AS-China. Saling lempar bea impor membuat aliran perdagangan antara kedua negara menjadi terhambat. Sebab adanya tarif tambahan membuat importir harus membayar lebih mahal.

Antara mencari alternatif dari negara lain, atau mengurangi pembelian.

Dampaknya pun mendunia. Rantai pasokan global pun ikut melambat. Ini terjadi lantaran AS dan China merupakan kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi. Sudah tentu seluruh negara memiliki hubungan dagang dengan keduanya. Baik langsung maupun tak langsung.

Perundingan dagang yang kerap dilakukan oleh kedua negara sejauh ini terus menghasilkan nada-ada yang positif. Alhasil ekonomi global melambat. Pertumbuhan ekonomi China tahun 2018 pun menyentuh titik terendah sejak tahun 1990.

Kala ekonomi melambat, permintaan energi yang salah satunya berasal dari minyak pun terancam. Para analis memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak akan terpangkas hingga tahun 2019.

Namun sejak akhir tahun 2018, kekhawatiran itu mulai terkikis.

Pada pertemuan negara G20 di Argentina, kemesraan Trump dengan Presiden China, Xi Jinping mulai terasa.

Trump yang telah mengancam akan meningkatkan bea impor produk China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% (dari yang semula 10%) memutuskan untuk menunda rencana tersebut.

Setelahnya, delegasi dagang kedua negara intensif melakukan tatap muka demi mencapai kesepakatan yang dapat saling menguntungkan.

Teranyar, pada akhir pekan lalu Wakil Perdana Menteri China, Liu He bertandang ke Washington untuk memeriksa dokumen kesepakatan agar tak ada salah diksi yang dapat berpotensi memperburuk keadaan.

Pertemuan antara Trump dan Xi Jinping juga disebut-sebut akan dilangsungkan dalam waktu dekat di Florida. Tepatnya di sebuah resor pribadi milik Trump, Mar-a-Lago

Alhasil dunia makin optimis tahun ini aliran perdagangan bisa kembali lancar. Pabrik-pabrik bisa kebanjiran order. Perekonomian berpeluang terdongkrak.

Permintaan energi juga bisa tumbuh lebih sehat.


(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(taa/dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular