
Manufaktur RI Melaju di Kuartal I-2019, Industri Logam Loyo
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 April 2019 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja sektor industri pengolahan di Indonesia pada kuartal I-2019 terus mengalami ekspansi, yang tercermin dari nilai Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 52,65%.
Skor tersebut membawa kinerja manufaktur menjadi yang terbaik sejak kuartal IV-2013 yang kala itu memiliki PMI-BI sebesar 52,99%. Sebagai informasi, nilai di atas 50 berarti terjadi ekspansi dan berlaku pula sebaliknya.
Bank Indonesia (BI) merilis nilai indeks tersebut setelah melakukan survei terhadap 900 perusahaan manufaktur dengan skala usaha menengah-besar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil survei BI sejalan dengan perkembangan Purchasing Manager's Index (PMI) versi Nikkei Indonesia kuartal I-2019 yang berada di posisi 50,4.
Berdasarkan komponen pembentuk, peningkatan kinerja industri pengolahan didorong oleh ekspansi pada sebagian besar komponen indeks, terutama indeks volume pesanan, indeks volume produksi, dan indeks persediaan barang jadi.
Indikator volume pesanan pada kuartal I-2019 tercatat sebesar 54,04%. Menurut analisis BI, hal tersebut terjadi karena peningkatan permintaan domestik sejalan dengan persiapan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Lebih lanjut, BI memperkirakan volume pesanan akan tetap berada pada level ekspansi dengan nilai indeks yang relatif stabil pada kuartal II-2019. Peningkatan persediaan barang jadi terjadi menyusul tingginya permintaan dan volume produksi.
Indikator persediaan barang jadi periode triwulan I-2019 berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 53,29%. Pada triwulan II-2019, indeks volume persediaan barang jadi diperkirakan semakin ekspansif pada level 55,11% sejalan dengan optimisme peningkatan pesanan dan kegiatan produksi.
Berdasarkan sektor usaha, ekspansi kinerja industri pengolahan terutama terjadi pada subsektor Industri Kertas dan Barang Cetakan dengan nilai PMI-BI sebesar 54,06%. Disusul oleh subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau dengan nilai PMI-BI sebesar 52,19.
Namun tak semua sektor mengalami kinerja yang gemilang. Tercatat sektor manufaktur Logam Dasar Besi dan Baja mengalami kontraksi dengan nilai PMI-BI sebesar 43,94%. Bahkan nilai kontraksi tersebut merupakan yang paling dalam setidaknya sejak kuartal I-2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Jelang Akhir Tahun, Aktivitas Manufaktur Global Memburuk
Skor tersebut membawa kinerja manufaktur menjadi yang terbaik sejak kuartal IV-2013 yang kala itu memiliki PMI-BI sebesar 52,99%. Sebagai informasi, nilai di atas 50 berarti terjadi ekspansi dan berlaku pula sebaliknya.
Berdasarkan komponen pembentuk, peningkatan kinerja industri pengolahan didorong oleh ekspansi pada sebagian besar komponen indeks, terutama indeks volume pesanan, indeks volume produksi, dan indeks persediaan barang jadi.
Indikator volume pesanan pada kuartal I-2019 tercatat sebesar 54,04%. Menurut analisis BI, hal tersebut terjadi karena peningkatan permintaan domestik sejalan dengan persiapan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.
Lebih lanjut, BI memperkirakan volume pesanan akan tetap berada pada level ekspansi dengan nilai indeks yang relatif stabil pada kuartal II-2019. Peningkatan persediaan barang jadi terjadi menyusul tingginya permintaan dan volume produksi.
Indikator persediaan barang jadi periode triwulan I-2019 berada pada fase ekspansi dengan indeks sebesar 53,29%. Pada triwulan II-2019, indeks volume persediaan barang jadi diperkirakan semakin ekspansif pada level 55,11% sejalan dengan optimisme peningkatan pesanan dan kegiatan produksi.
Berdasarkan sektor usaha, ekspansi kinerja industri pengolahan terutama terjadi pada subsektor Industri Kertas dan Barang Cetakan dengan nilai PMI-BI sebesar 54,06%. Disusul oleh subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau dengan nilai PMI-BI sebesar 52,19.
Namun tak semua sektor mengalami kinerja yang gemilang. Tercatat sektor manufaktur Logam Dasar Besi dan Baja mengalami kontraksi dengan nilai PMI-BI sebesar 43,94%. Bahkan nilai kontraksi tersebut merupakan yang paling dalam setidaknya sejak kuartal I-2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Jelang Akhir Tahun, Aktivitas Manufaktur Global Memburuk
Most Popular