Proyeksi IMF Suram, Rupiah Terbenam

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 April 2019 08:33
Proyeksi IMF Suram, Rupiah Terbenam
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini bergerak melemah di perdagangan pasar spot. Situasi global yang muram membuat rupiah dan mata uang Asia lainnya tidak berdaya. 

Pada Rabu (10/4/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.140 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah bertambah dalam. Pada pukul 08:05 WIB, US$ 1 sama dengan Rp 14.150 di mana rupiah melemah 0,14%. 


Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,21%. Tidak sekadar menguat, rupiah juga menjadi yang terbaik di Asia. 

Namun hari ini seperti pencapaian yang sama sulit terulang. Pasalnya, dolar AS sedang galak di Asia. Hanya dolar Hong Kong dan yuan China yang masih bisa bertahan di zona hijau, sementara lainnya tidak bisa berbicara banyak di hadapan greenback. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:11 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Apa boleh buat, dolar AS memang sedang kuat. Pada pukul 08:12 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,07%. 

Dolar AS yang sudah melemah akhir-akhir ini membuatnya kembali menarik. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index melemah 0,15%. Investor mungkin merasa dolar AS sudah relatif murah sehingga melakukan aksi borong. 

 

Selain itu, memang sedang ada alasan bagi investor untuk bermain aman dan 'memeluk' dolar AS. Dana Moneter Internasional (IMF) baru merilis proyeksi terbaru, di mana pertumbuhan ekonomi global diperkirakan 3,3% pada 2019. Melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 3,5%. 


Berikut proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru sejumlah negara utama dunia dibandingkan ramalan yang dibuat pada Januari: 

 

Mayoritas negara-negara utama diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ini membuat suasana menjadi gloomy, menjadi muram, karena investor menyadari bahwa badai belum berlalu. 


Agar selamat dari badai, pelaku pasar tentu mencari tempat berlindung. Kebetulan dolar AS masih menggenggam status sebagai aset aman (safe haven asset) sehingga arus modal merapat ke mata uang Negeri Paman Sam.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular