Pasar Saham Bergairah, Giliran Pasar Obligasi Melempem

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 April 2019 12:50
 Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali dibuka terkoreksi pada perdagangan hari ini di tengah tekanan pada pasar keuangan regional. 

Koreksi masih terjadi meskipun data penjualan eceran yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan hasil positif dan mendorong berbalik-nya arah pasar saham ke positif dari kondisi memerah sejak pagi hari.

 Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 4,3 basis poin (bps) menjadi 8,18%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Tiga seri acuan lain juga terkoreksi dengan besaran kenaikan yield yang lebih kecil. Kontraksi pada pasar keuangan global disebabkan data manufaktur Amerika Serikat sekaligus neraca perdagangan Jerman yang memburuk. 

Yield Obligasi Negara Acuan 9 Apr'19
SeriJatuh tempoYield 8 Apr'19 (%)Yield 9 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 8 Apr'19
FR00775 tahun7.1247.1623.807.0822
FR007810 tahun7.637.6582.807.6238
FR006815 tahun8.058.0772.708.0316
FR007920 tahun8.1448.1874.308.1267
Avg movement3.40
Sumber: Refinitiv  

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 513 bps, melebar dari posisi kemarin 512 bps. 

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,52% dari posisi kemarin 2,5%. Tingkat spread yang masih di atas rerata 2018 yaitu 450 bps menunjukkan pasar SBN rupiah masih menarik di mata investor. 

Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-5 tahun dan 2 tahun-5 tahun, yang memang lumrah terjadi sejak Agustus. Saat ini pelaku pasar ma

sih lebih memperhatikan inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang lebih mencerminkan kondisi mencekamnya bayangan investor terhadap prediksi ekonomi Amerika Serikat.
 Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.  

Yield US Treasury Acuan 9 Apr 2019
SeriBenchmarkYield 8 Apr'19 (%)Yield 9 Apr'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.4292.4313 bulan-5 tahun10.2
UST 20202 Tahun2.3582.362 tahun-5 tahun3.1
UST 20213 Tahun2.3142.3173 tahun-5 tahun-1.2
UST 20235 Tahun2.3262.3293 bulan-10 tahun-8.9
UST 202810 Tahun2.5192.522 tahun-10 tahun-16
Sumber: Refinitiv  Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 966 triliun SBN, atau 38,13% dari total beredar Rp 2.533 triliun berdasarkan data per 5 April.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 72,75 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya terjadi di Rusia dan Thailand sedangkan yang lain terkoreksi. Di negara maju, penguatan terjadi di pasar gilt Inggris saja sedangkan di negara maju lain masih turun. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 8 Apr'19 (%)Yield 9 Apr'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil8.948.984.00
China3.2873.2981.10
Jerman0.0020.0080.60
Perancis0.3580.3630.50
Inggris1.1161.11-0.60
India7.47.4030.30
Jepang-0.046-0.0440.20
Malaysia3.7733.7871.40
Filipina6.0246.0371.30
Rusia8.358.3-5.00
Singapura2.0862.0890.30
Thailand2.492.47-2.00
Amerika Serikat2.5192.520.10
Afrika Selatan8.518.5150.50
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Prestasi Dalam Negeri, Angkat Obligasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular