Rupiah Melemah di Kurs Tengah BI, Tapi Perkasa di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2019 10:34
Rupiah Melemah di Kurs Tengah BI, Tapi Perkasa di Pasar Spot
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun di pasar spot, rupiah malah mampu digdaya di hadapan mata uang Negeri Paman Sam. 

Pada Selasa (9/4/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate berada di Rp 14.150. Rupiah melemah tipis 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Rupiah sudah menguat 3 hari beruntun di kurs tengah BI, pelemahan hari ini membuat rantai itu terputus. Padahal kalau rupiah menguat 4 hari beruntun, maka akan menyamai pencapaian yang kali terakhir terjadi pada 31 Januari-6 Februari. 



Namun di pasar spot, rupiah malah bisa menguat di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.145. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Rupiah mantap di jalur hijau sejak pembukaan pasar. Sejauh ini rupiah masih mantap, belum pernah sedetik pun merasakan depresiasi. 


Penguatan rupiah patut diacungi jempol karena sebagian besar mata uang Asia terdepresiasi terhadap greenback. Selain rupiah, cuma yuan China, dolar Hong Kong, dan yen Jepang yang menguat. 

Sejak pembukaan pasar hingga saat ini, rupiah pun stabil berada di posisi runner-up Asia. Penguatan rupiah hanya kalah dari yen. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:14 WIB: 

 

Baca:
Rupiah Kini Runner-Up Asia, Lumayan Juga...


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah mendapat suntikan energi dari rilis data cadangan devisa. Per akhir Maret, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa sebesar US$ 124,54 miliar, tertinggi sejak April 2018. Naik dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 123,3 miliar. 

 


Cadangan devisa Indonesia yang semakin terpupuk menjadi sentimen positif bagi rupiah. Sebab dengan cadangan devisa yang mumpuni, BI akan punya 'amunisi' untuk melakukan stabilisasi rupiah. Mata uang Tanah Air bisa lebih terjaga meski ada gejolak eksternal. 

Persepsi terhadap prospek rupiah yang stabil membuat investor memberikan apresiasi. Akibatnya rupiah mampu menguat di tengah gelombang keperkasaan dolar AS yang nyaris menyapu bersih Asia. 

Selain itu, rupiah juga diuntungkan ketika harga minyak tidak lagi melonjak tajam. Pada pukul 10:20 WIB, harga minyak jenis brent memang naik 0,07%. Namun jauh mereda dibandingkan dini hari tadi yang sempat melonjak ke kisaran 1%. 


Kala harga minyak tidak lagi naik tajam, maka biaya impor komoditas ini akan lebih murah. Tekanan terhadap neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan berkurang, sehingga rupiah punya lebih banyak ruang untuk menguat.    


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular