Rugi 7 Tahun, Menteri BUMN Yakin Krakatau Steel Untung 2019

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
09 April 2019 08:40
Hal ini otomatis menyebabkan terjadi defesiensi (pengurangan) modal selama bertahun-tahun.
Foto: krakatau steel
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN menjanjikan BUMN produsen baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bisa meraih untung pada tahun ini setelah proses restrukturisasi utang selesai dilakukan.

"Krakatau Steel memang sangat berat, karena permasalahannya banyak dan sudah lama. Tapi kami yakin bahwa ini bisa turn around
dan dengan sinergi BUMN sekarang sudah keliatan sudah semakin membaik. Jadi insya Allah tahun 2019 (KRAS) sudah untung," ujar Rini Senin (8/4/2019) malam/

Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih selama tujuh tahun berturut-turut. Pada tahun 2018, KRAS mencatatkan rugi mencatatkan rugi bersih senilai US$ 74,82 juta atau Rp 1,05 triliun (kurs Rp 14.000).

Saldo kerugian selama bertahun-tahun menumpuk menjadi US$ 821,4 juta atau Rp 11,49 triliun. Hal ini otomatis menyebabkan terjadi defesiensi (pengurangan) modal selama bertahun-tahun.

Rini menyatakan langkah penyehatan KRAS dilakukan dengan restukturisasi utang. Menurutnya, proses restruturisasi utang pun telah berjalan.

Krakatau Steel memiliki utang yang sangat besar, yakni US$ 2,49 miliar atau Rp 34,86 triliun (kurs Rp 14.00) pada akhir 2018. Jumlah ini mengalami kenaikan 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar.

Utang jangka pendek yang dimiliki KRAS lebih besar dibandingkan utang jangka panjang. Utang jangka pendek KRAS senilai US$ 1,59 miliar, naik 17,38% dibandingkan 2017 senilai US$ 1,36 miliar. Sementara utang jangka panjang pabrik baja pelat merah ini sebesar US$ 899,43 juta.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan langkah restrukturisasi utang KRAS dilakukan karena beban utang melampaui dari kemampuan membayar. Membengkaknya utang KRAS, menurutnya, karena ada permasalah struktur utang di masa lalu

"Jadi memang harus direstrukturisasi. Wajar kan di perbankan bahwa kalau beban utangnya di atas kemampuan bayar ya pasti kita restrukturisasi kalau tidak (maka) tidak mungkin bisa membayar," ujar Kartika, Senin (8/4/2019) malam.

Menurutnya, utang KRAS akan direstruktur menjadi obligasi wajib konversi dengan tenor yang cukup panjang. Selain itu, dia menyampaikan bahwa KRAS juga memiliki rencana untuk melepas sebagian aset untuk pembayaran utang.

"Harapannya dengan perubahan ini maka Krakatau Steel bisa sehat lagi dan bisa berkompetisi dengan baja impor juga," tuturnya.

Skema obligasi wajib konversi yang umum di pasar modal Indonesia adalah surat utang yang bisa dikonversi dengan kepemilikan saham di perusahaan debitur bila telah jatuh tempo. Dengan skema ini maka para kreditur berpeluang menjadi pemegang saham KRAS bila jatuh tempo.
(dob/hps) Next Article Laba Melesat 2 Kali Lipat Jadi Kado Ulang Tahun KRAS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular