Masih Merugi Rp 1 T, Ini Penekan Kinerja Krakatau Steel

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 April 2019 10:05
Emiten baja milik pemerintah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih mencatatkan kerugian hingga US$ 74,81 juta.
Foto: krakatau steel
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten baja milik pemerintah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih mencatatkan kerugian hingga US$ 74,81 juta atau setara dengan Rp 1,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) tahun lalu, meski berkurang dari kerugian tahun 2017 yang mencapai US$ 81,74 juta (Rp 1,16 triliun).

Data laporan keuangan KRAS menunjukkan, kerugian itu masih dicatatkan di tengah pendapatan perusahaan yang berhasil naik 20% menjadi menjadi US$ 1,73 miliar (Rp 24,70 triliun), naik tahun sebelumnya dari US$ 1,44 miliar (Rp 20,57 triliun).

Kerugian ini belum beranjak karena tahun lalu perusahaan masih mencatatkan beban pokok pendapatan yang membengkak menjadi US$ 1,58 miliar dari US$ 1,23 miliar, ditambah adanya rugi pelepasan aset dan bagian rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan pertumbuhan pendapatan ini karena adanya kenaikan harga jual produk baja domestik yang pasarnya mulai membaik.


Rata-rata harga jual produk HRC (Hot Rolled Coil) meningkat 10,03% menjadi US$ 657/ton, CRC (Cold Rolled Coil) naik 6,72% menjadi US$ 717/ton, dan Wire Rod meningkat 15,03% menjadi US$ 635/ton.

"Sentimen positif lainnya adalah keberhasilan dalam perpanjangan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk HRC yang diimpor dari Chin, India, Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Taiwan dan Thailand," kata Silmy dalam siaran persnya, Selasa (2/4).


Berdasarkan laporan keuangan KRAS, nilai rugi per saham dasar juga turun dari sebelumnya senilai US$ 0,0042/saham menjadi senilai US$ 0,0039/saham.

Di akhir tahun lalu, nilai kas dan setara kas turun menjadi senilai US$ 173,28 juta dari tahun sebelumnya US$ 280,87 juta.

Total aset tercatat US$ 4,29 miliar, naik sedikit dari posisi akhir tahun sebelumnya US$ 4,11 miliar. Terdiri dari aset lancar yang senilai US$ 989,72 juta dan aset tak lancar senilai US$ 3,30 miliar.

Nilai liabilitas pun ikut naik menjadi US$ 2,49 miliar, dari US$ 2,26 miliar. Nilai liabilitas jangka pendek sebesar US$ 1,59 miliar dan jangka panjang US$ 899,43 juta. Ekuitas sebesar US$ 1,80 miliar, turun dari sebelumnya US$ 1,85 miliar.

Kinerja negatif ini langsung direspons negatif oleh pasar. Harga saham KRAS pada perdagangan sesi I, Selasa 2 April ini melemah 3,43% di level Rp 450/saham. Kendati demikian, secara year to date saham KRAS naik 12%.


(tas) Next Article Produksi Naik, Penjualan Baja KRAS Tembus 1 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular