Analisis Teknikal

Bak Roller Coaster, Inilah Analisis Teknikal Bank Permata

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 April 2019 16:35
Bank Mandiri dikabarkan sudah melakukan due dilligence (uji tuntas) dan dua kali memberikan penawaran harga.
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham pengendali PT Bank Permata Tbk (BNLI) yakni Standar Chartered (Stanchart) secara gamblang menyampaikan rencana pelepasan saham tersebut pada akhir Februari lalu.

Terkait dengan rencana tersebut, Bank Mandiri dikabarkan sudah melakukan due dilligence (uji tuntas) dan dua kali memberikan penawaran harga. Kabarnya, terakhir harga penawaran Bank Mandiri kepada pemegang saham Bank Permata berada di kisaran PBV (price to book value) 1,4x-1,5x.

Baik Stanchart maupun PT Astra International Tbk (ASII) memiliki masing-masing 44,56% saham BNLI tersebut.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri menyatakan belum mendapatkan pemberitahuan dari manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkait dengan rencana pembelian saham Bank Permata.

"Belum, mereka [Bank Mandiri] belum bicara sama kita," kata Kelapa Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana, di Jakarta, Selasa (2/04/2019).

Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menegaskan siapapun pembeli Bank Permata harus melakukan tender offer alias pembelian saham milik publik yang disebabkan karena ada perubahan pengendali.

"Harus [tender offer]," kata Hoesen, pada Selasa (26/3). Dia menegaskan hingga saat ini belum ada bank yang menyampaikan minat untuk mengakuisisi Bank Permata ke OJK.

Analisis Teknikal

Jika dilihat dari awal tahun, BNLI mengarah kepada tren kenaikan (uptrend). Hal ini terlihat dari kinerjanya yang mengalami kenaikan hingga 50,4% (year to date/ytd). Seiring berjalannya waktu minat pelaku pasar pada saham tersebut di bursa menurun yang terlihat dari mengecilnya volume.
Sumber: Refinitiv
Secara jangka menengah pendek, saham tersebut mulai bergerak turun dengan puncak-puncak yang terlihat semakin menurun (lower low). Dalam jangka beberapa hari ke depan saham tersebut diperkirakan masih mengalami tekanan.

Hal ini dikarenakan saham tersebut mulai bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari ke belakang (moving average/MA5). 

Hingga berita ini dimuat, saham tersebut diperdagangkan pada level Rp 910/unit saham dengan pelemahan tipis 1,08%. Apabila pelemahannya terus berlanjut, level penahan pelemahannya (support) berada di Rp 800/saham. Sedang penghalang penguatan terdekatnya berada di Rp 1.015/saham

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Ada kok Saham LQ45 yang Murah, Ini Daftarnya Kak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular