Tebak-tebak Langkah The Fed Jelang Rilis Inflasi AS

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 April 2019 12:39
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diperkirakan masih akan bersikap dovish.
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell
Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Bambang Hirawan memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve masih akan bersikap dovish jelang dirilisnya data inflasi Negeri Paman Sam pekan ini.

Sikap kalem tersebut juga diperkirakan akan diambil Bank Indonesia dengan mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di level 6%.


"Saya pikir The Fed itu masih akan menjaga suku bunga acuannya. BI sampai saat ini belum ada kecenderungan akan menaikkan suku bunga," kata Fajar, kepada CNBC Indonesia, saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (8/4/2019).

Dijelaskan Fajar, ada tiga faktor yang bisa berdampak pada stabilitas ekonomi domestik, yaitu normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, kenaikan harga minyak mentah dunia, dan konflik dagang antara AS dan China. Menurut dia, keputusan BI menjaga suku bunga di level 6% cukup tepat untuk menjaga daya tarik investasi.

"Kalau AS akan menaikkan suku bunga pasti ada tanda-tanda tertentu, mungkin pemangku kebijakan moneter kita sudah waspada, punya inisiatif apa yang harus dilakukan. Untuk menjadi daya tarik investasi kalau bisa suku bunga BI jangan dinaikkan dulu, kecuali memang tujuannya hanya sebatas meningkatkan investasi portfolio," kata dia.

Tebak-tebak Langkah The Fed Jelang Rilis Inflasi ASFoto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam riset hariannya, Senin (8/4/2019) menyebutkan, para pelaku pasar dan investor akan terfokus kepada data inflasi yang keluar dari Amerika pekan ini, yang di mana diestimasikan akan mengalami kenaikan di angka 1,8% dari sebelumnya 1,5%.

Inflasi di Amerika kian menjadi fokus karena masih berada di bawah 2%, yang memberikan potensi kepada The Fed untuk menurunkan tingkat suku bunga. Hal inilah yang disampaikan oleh Trump pada hari Jumat kemarin. Beberapa pejabat The Fed juga masih terus mengikuti data yang akan keluar untuk memutuskan langkah lebih lanjut.


Pilarmas Investindo Sekuritas melihat bahwa apabila memang inflasi bergerak lebih rendah dalam skala luas, hal ini tentu berpotensi bagi The Fed untuk menurunkan tingkat suku bunga.

"Apabila The Fed benar benar memangkas tingkat suku bunga, tentu hal ini akan menjadikan tahun ini lebih baik lagi khususnya bagi emerging market," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas.
(prm) Next Article Kenaikan Bunga The Fed Membelenggu Laju Inflasi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular