Jokowi Vs Prabowo, Mana yang Baik untuk Pasar Saham?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 April 2019 15:48
Volume Mendukung
Foto: Calon Presiden 01 Joko Widodo saat mengikuti Debat Capres ke-empat dengan tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional di Hotel Shangri-La, Sabtu (30/3/2019). (REUTERS / Willy Kurniawan)
Di pasar saham, kenaikan harga atau indeks saham baru dapat dikatakan oke jika diikuti dengan volume yang besar. Pasalnya, jika volume rendah, ada kemungkinan yang tinggi bahwa kenaikan harga atau indeks saham hanya sementara, atau bahkan yang terjadi ke depan adalah koreksi.

Pada tahun 2004, berdasarkan data yang kami himpun dari Refinitiv, rata-rata volume transaksi harian di pasar saham adalah sejumlah 1,38 miliar unit atau meroket hingga 83,9% dibandingkan rata-rata volume transaksi harian tahun 2003. Pada tahun 2009, rata-rata volume transaksi harian melejit hingga 131,8%.

Barulah pada tahun 2014, rata-rata volume transaksi harian jatuh, walaupun tak besar yakni 11,3% saja.

Sepanjang 2019, tren kenaikan rata-rata volume transaksi harian yang biasanya terjadi di tahun pemilu ternyata kembali terulang. Sepanjang tahun ini (hingga perdagangan tanggal 5 April), rata-rata volume transaksi harian adalah sejumlah 9,82 miliar unit atau meningkat 38,5% dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, IHSG menguat sebesar 4,51% sepanjang tahun ini.

Jadi, anggapan bahwa tahun pemilu membuat pelaku pasar saham bermain aman adalah suatu pemahaman yang salah. Selain imbal hasil yang terbilang sangat oke di tahun pemilu, kenaikan IHSG juga didukung oleh kenaikan rata-rata volume transaksi harian yang signifikan. (ank/dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular