
Rupiah Jadi Raja di 5 Benua!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2019 14:43

Sepertinya sentimen domestik masih menjadi 'doping' keperkasaan rupiah. Pertama, tekanan terhadap rupiah sudah berkurang karena kebutuhan valas korporasi jauh berkurang.
Jelang akhir kuartal I, kebutuhan valas korporasi sangat tinggi karena harus menyetor dividen dan membayar utang sehingga rupiah pun tertekan. Kini tekanan itu sudah terangkat, dan rupiah punya ruang untuk 'bernafas'.
Kedua, arus modal masih mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia terutama masuk ke obligasi pemerintah. Pada pukul 14:32 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 3,4 basis poin (bps). Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan.
Inflasi domestik yang 'santai' membuat surat utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) begitu menarik. Per Maret, inflasi tercatat 2,48% year-on-year (YoY) atau laju paling lambat sejak November 2009.
Saat ini yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun ada di 7,554%. Dengan inflasi di 2,48%, maka keuntungan riil yang didapat investor masih lumayan menggiurkan yaitu 5,07%.
Jadi tidak heran investor (terutama asing) masih menggemari surat utang pemerintah. Per 1 April 2019, kepemilikan investor di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 963,67 triliun, naik 7,85% dibandingkan posisi awal tahun. Dalam periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan kepemilikan investor asing hanya 2,9%.
TIM TISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Jelang akhir kuartal I, kebutuhan valas korporasi sangat tinggi karena harus menyetor dividen dan membayar utang sehingga rupiah pun tertekan. Kini tekanan itu sudah terangkat, dan rupiah punya ruang untuk 'bernafas'.
Kedua, arus modal masih mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia terutama masuk ke obligasi pemerintah. Pada pukul 14:32 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 3,4 basis poin (bps). Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik karena tingginya permintaan.
Saat ini yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun ada di 7,554%. Dengan inflasi di 2,48%, maka keuntungan riil yang didapat investor masih lumayan menggiurkan yaitu 5,07%.
Jadi tidak heran investor (terutama asing) masih menggemari surat utang pemerintah. Per 1 April 2019, kepemilikan investor di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 963,67 triliun, naik 7,85% dibandingkan posisi awal tahun. Dalam periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan kepemilikan investor asing hanya 2,9%.
TIM TISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular