SBN Ritel Banyak Diterbitkan, Likuiditas Bank Kecil Terancam

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
05 April 2019 09:34
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menyatakan sepanjang 2019 akan menerbitkan instrumen untuk investor ritel sebesar Rp 80 triliun
Foto: detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyebut penerbitan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang cukup masif pada tahun ini, bisa berisiko terhadap likuiditas perbankan, terutama bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menyatakan sepanjang 2019 akan menerbitkan instrumen untuk investor ritel sebesar Rp 80 triliun, meningkat dari tahun lalu sebesar Rp 52 triliun. Atas kondisi itu, kata Aviliani, masyarakat kelas menengah akan cenderung memindahkan deposito ke obligasi yang diterbitkan pemerintah.


"Otomatis berisiko ke likudiitas bank, karena kecenderungannya sekarang ini kelas menengah atas kalau ada obligasi memindahkan depsitonya kepada obligasi, jadi memang di sini harus ada kerja sama antara pemerintah dengan perbankan, karena bisa jadi bank ini akan kesulitan likiditas karena uang banyak beralih ke ritel terutama di buku I dan II, kalau buku III-IV relatif tergantung strategi mereka," kata Aviliani kepada media saat ditemui di Bursa Efek Indonesia Jakarta, dikutip Jumat (5/4/2019).

Dijelaskan Aviliani, beberapa tahun belakangan ini, dana pihak ketiga perbankan tumbuh lebih rendah dari pertumbuhan kredit. Tahun lalu, Loan to Deposit Ratio (LDR) BUKU III sudah menyentuh 103%, dan BUKU IV mencapai 97%. "Sekarang mau ada relaksasi, batasnya mau dinaikkan, itu menunjukan supaya terjadi pelonggaran LDR," kata dia.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting mengatakan, di tahun ini ada 10 instrumen S ritel yang bakal diterbitkan. Nilainya, setara 9-10 persen dari total Surat Berharga Negara (SBN) bruto sebesar Rp 825 triliun.

Dari rencana 10 instumen SBN ritel yang akan diterbitkan tersebut, dua di antaranya dapat diperdagangkan yaitu Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan sukuk ritel. Sedangkan delapan seri lainnya tidak dapat diperdagangkan. "Pada 2019 ada 10 instrumen ritel yang diterbitkan, 8 ritel yang tidak dapat diperdagangnan kemudian 2 instrumen konvensional dapat diperdagangkan," ujar Loto di Jakarta.

Catatan CNBC Indonesia, hingga saat ini, pemerintah tercatat sudah menerbitkan tiga surat berharga negara (SBN) ritel senilai Rp 28,25 triliun yang terdiri dari obligasi tabungan ritel atau Saving Bond Retail (SBR) Seri 005, Sukuk Tabungan (ST) Seri 003, dan Sukuk Ritel SR-011.

Simak video penjelasan soal SBN ritel di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Suntikan Rp 30 T, Katalis Investor Asing Lepas Saham Bank

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular