
Era Bunga Rendah, DPK Perbankan 'Terbang' ke SBN

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama pandemi ada sebuah fenomena di mana simpanan masyarakat yang disimpan di bank mulai beralih alias shifting ke instrumen Surat Utang Negara (SUN). Hal ini sejalan dengan tren suku bunga rendah, sehingga, menempatkan investasi di obligasi ritel jadi pilihan ketimbang menyimpan di deposito perbankan.
Head of Advisory and Digital Investment PT Bank DBS Indonesia, Djoko Soelistyo mengatakan, tren peralihan simpanan nasabah di bank ke produk SUN juga rata-rata dialami hampir semua bank. Hal ini kata dia, sejalan dengan bunga acuan yang cukup rendah, yakni di level 3,75%.
"Saya bisa menjawab ada shifting karena turunnya suku bunga acuan BI 3,75%. Terjadi shifting di sebagian customer, tidak hanya DBS, tapi juga di tempat lain," kata Djoko, dalam paparan secara virtual, Kamis (17/12/2020).
Hal ini, kata dia, juga terlihat dari pembelian obligasi ritel negara di DBS yang meningkat sampai 3 kali lipat dibanding periode sama tahun 2019. Seperti diketahui, DBS menjadi mitra distribusi pembelian instrumen obligasi ritel yang diterbitkan pemerintah.
"Nasabah kita yang melakukan transaksi pembelian ORI dijual pemerinah 2019 dibanding 2020 itu mencapai 3 kali lipat. Ini kelihatan ada shifting dari produk-rpduk investasi seperti obligasi, ini juga terjadi produk yang lain," ujarnya.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyebut, dari sisi dana pihak ketiga, atau uang masyarakat yang disimpan di bank selama pandemi masih menunjukkan tren kenaikan.
Mengacu data regulator sampai dengan Oktober tahun ini, Dana Pihak Ketiga (DPK) masih tumbuh dua digit sebesar 12,12% secara tahunan. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan DPK BUKU 4 yang mencapai 13,79% secara tahunan.
Secara terpisah, tren terjadinya peralihan simpanan ke instrumen SBN ini juga diakui Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Lana Soelistianingsih. Hal ini, kata dia, terlihat dari kepemilikan bank di Surat Berharga Negara (SBN) yang mengalami kenaikan.
"Kalau dilihat dari data DJPPR terkait kepemilikan bank di SBN terlihat naik mencapai 38%. Sementara pertumbuhan kredit masih sangat rendah," katanya kepada CNBC Indonesia.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Cara DBS Indonesia Topang Bisnis Korporasi Kala Pandemi