
Bank BRI 'Naik Kelas', Humpuss Bagi Dividen Rp 21 M
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
05 April 2019 08:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (4/4/2019) ditutup dengan penguatan sebesar 0,29% ke level 6.494,63. IHSG membukukan penguatan dua hari berturut-turut.
Kinerja bursa dalam negeri senada dengan mayoritas pasar saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Shanghai juga naik 0,94%, dan indeks Kospi menguat 0,15%.
Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan investor di bursa saham regional.
Gedung Putih menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana bertemu dengan Liu He pada Kamis (4/4/2019) waktu setempat. Hal ini lantas semacam mengonfirmasi pernyataan dari Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahwa negosiasi dagang dengan China sejauh ini berjalan dengan baik.
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Jumat (5/4/2019) dibuka.
1. Bolt Bikin First Media Rugi Hingga Rp 3,5 T
PT First Media Tbk (KBLV) perusahaan penyedia layanan televisi berbayar lewat jaringan kabel dan juga provider layanan internet kembali mencatatkan kerugian di tahun 2018. Ini berarti sudah 4 tahun berturut bottom line perusahaan selalu negatif.
Tahun lalu, kerugian yang dikantongi perusahaan bertambah menjadi Rp 3,5 triliun dari tahun sebelumnya (2017) yang hanya di kisaran Rp 1,1 triliun.
Momok rugi bandar yang dialami oleh First Media adalah karena keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mencabut izin penggunaan frekuensi radio 2,3 Ghz yang selama ini digunakan oleh perusahaan dana anak usahanya, yaitu PT Internux.
PT Internux, merupakan anak usaha KBLV, yang mengoperasikan merek BOLT 4G LTE. Beberapa waktu lalu, Kominfo mencabu izin frekuensi radio tersebut karena tidak membayar izin frekuensi. Akhirnya PT Internux resmi menghentikan operasinya.
2. S&P Naikkan 'Outlook' Bank Mandiri Jadi Positif
Pemeringkat global Standard & Poor's (S&P) menaikkan prospek (outlook) peringkat utang PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi positif dari sebelumnya stabil.
Dalam riset pemeringkatannya hari ini (4/4/19), Primary Credit Analys S&P Nikita Anand juga menetapkan kembali peringkat utang jangka panjang BMRI pada BB+ dan peringkat utang jangka pendeknya pada B.
"Revisi outlook disebabkan prediksi akan membaiknya kualitas aset BMRI dalam 12-18 bulan ke depan, semakin mendekati industri dan pesaing terdekatnya," ujar Anand.
3. Humpuss Bagikan Dividen Rp 21 M
Perusahaan pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) bakal membagikan dividen kepada pemegang saham senilai Rp 21,30 miliar dari laba bersih 2018 yang mencapai US$ 12,04 juta atau sekitar Rp 171 miliar (asumsi kurs Rp 14/000/US$).
Keputusan pembagian dividen atas laba bersih 2018 itu sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (4/4/2019).
Komisaris Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy mengatakan dengan perhitungan tersebut, maka para pemegang saham akan memperoleh dividen senilai Rp 3/saham.
4. Bank Agris Bakal Merger Dengan Mitraniaga, Kapan?
Penggabungan bisnis antara PT Bank Agris Tbk (AGRS) dengan PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) kian dekat. Merger kedua bank tersebut masih menanti tahap sinkronisasi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Komisaris Utama PT Bank Agris Paulus Nurwadono belum bisa menyebut secara pasti kapan target merger akan rampung, pasalnya, pihaknya masih berkoordinasi lebih lanjut dengan Otoritas Jasa Keuangan mengenai rencana penggabungan bisnis antara Bank Agris dengan Bank Mitraniaga.
"Banyak sekali hal-hal yang harus disinkronisasikan dengan OJK, baik pasar modal maupun perbankan. Jadi kita belum berani menyatakan kapan," kata Paulus, kepada awak media, Kamis (4/4/2019) saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Grand Sahid, Jakarta.
5. BRI Dapat Rating Layak Investasi dari S&P
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masuk dalam peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P).
S&P menaikkan peringkat utang jangka panjang BBRI menjadi BBB- dengan prospek stabil dari sebelumnya BB+. Sementara peringkat utang jangka pendek dinaikkan menjadi A-3 dari B.
"Kami meningkatkan BRI karena kami percaya manajemen risiko dan fokus yang baik dari bank pada pinjaman mikro, akan terus mendukung kualitas asetnya di tengah volatilitas pasar mata uang dan komoditas," tulis pernyataan dari S&P, Kamis, (4/4/2019).
Sebagai informasi, BBB- dari S&P adalah peringkat layak investasi. Sebelumnya BRI juga telah mendapatkan peringkat layak investasi dari Fitch dan Moddys dengan proyeksi stabil.
6. Tambah Modal Rp 935 M, BULL akan Beli Kapal Baru
Emiten pelayaran dan perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,40 miliar saham baru atau 31,78% dari total saham yang tercatat dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dari penerbitan saham baru tersebut, perusahaan menargetkan meraup dana segar sebesar Rp 935 miliar.
Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Sampoerna Strategic Square Jakarta, Kamis (4/4/2019). Namun, dalam RUPSLB yang berlangsung hari ini, pemegang saham menyetujui tidak ada pembagian dividen.
Direktur Komersial BULL, Henrianto Kuswendi menjelaskan, dana dari hasil penerbitan saham baru tersebut akan dipakai untuk menambah kapal. Saat ini perusahaan memiliki 16 unit kapal tanker.
"Dana rights issue akan dipakai untuk investasi pembelian kapal, karena kita masih ada beberapa prospek dari dalam negeri seperti pengangkutan minyak maupun batu bara karena adanya aturan Domestik Market Obligation (DMO)," kata Henrianto.
(prm) Next Article IHSG Dibuka Naik 0,6%, Saham BBRI dan BMRI Jadi Penopang
Kinerja bursa dalam negeri senada dengan mayoritas pasar saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Shanghai juga naik 0,94%, dan indeks Kospi menguat 0,15%.
Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan investor di bursa saham regional.
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Jumat (5/4/2019) dibuka.
1. Bolt Bikin First Media Rugi Hingga Rp 3,5 T
PT First Media Tbk (KBLV) perusahaan penyedia layanan televisi berbayar lewat jaringan kabel dan juga provider layanan internet kembali mencatatkan kerugian di tahun 2018. Ini berarti sudah 4 tahun berturut bottom line perusahaan selalu negatif.
Tahun lalu, kerugian yang dikantongi perusahaan bertambah menjadi Rp 3,5 triliun dari tahun sebelumnya (2017) yang hanya di kisaran Rp 1,1 triliun.
Momok rugi bandar yang dialami oleh First Media adalah karena keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mencabut izin penggunaan frekuensi radio 2,3 Ghz yang selama ini digunakan oleh perusahaan dana anak usahanya, yaitu PT Internux.
PT Internux, merupakan anak usaha KBLV, yang mengoperasikan merek BOLT 4G LTE. Beberapa waktu lalu, Kominfo mencabu izin frekuensi radio tersebut karena tidak membayar izin frekuensi. Akhirnya PT Internux resmi menghentikan operasinya.
2. S&P Naikkan 'Outlook' Bank Mandiri Jadi Positif
Pemeringkat global Standard & Poor's (S&P) menaikkan prospek (outlook) peringkat utang PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi positif dari sebelumnya stabil.
Dalam riset pemeringkatannya hari ini (4/4/19), Primary Credit Analys S&P Nikita Anand juga menetapkan kembali peringkat utang jangka panjang BMRI pada BB+ dan peringkat utang jangka pendeknya pada B.
"Revisi outlook disebabkan prediksi akan membaiknya kualitas aset BMRI dalam 12-18 bulan ke depan, semakin mendekati industri dan pesaing terdekatnya," ujar Anand.
3. Humpuss Bagikan Dividen Rp 21 M
Perusahaan pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) bakal membagikan dividen kepada pemegang saham senilai Rp 21,30 miliar dari laba bersih 2018 yang mencapai US$ 12,04 juta atau sekitar Rp 171 miliar (asumsi kurs Rp 14/000/US$).
Keputusan pembagian dividen atas laba bersih 2018 itu sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis (4/4/2019).
Komisaris Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy mengatakan dengan perhitungan tersebut, maka para pemegang saham akan memperoleh dividen senilai Rp 3/saham.
4. Bank Agris Bakal Merger Dengan Mitraniaga, Kapan?
Penggabungan bisnis antara PT Bank Agris Tbk (AGRS) dengan PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA) kian dekat. Merger kedua bank tersebut masih menanti tahap sinkronisasi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Komisaris Utama PT Bank Agris Paulus Nurwadono belum bisa menyebut secara pasti kapan target merger akan rampung, pasalnya, pihaknya masih berkoordinasi lebih lanjut dengan Otoritas Jasa Keuangan mengenai rencana penggabungan bisnis antara Bank Agris dengan Bank Mitraniaga.
"Banyak sekali hal-hal yang harus disinkronisasikan dengan OJK, baik pasar modal maupun perbankan. Jadi kita belum berani menyatakan kapan," kata Paulus, kepada awak media, Kamis (4/4/2019) saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Grand Sahid, Jakarta.
5. BRI Dapat Rating Layak Investasi dari S&P
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masuk dalam peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P).
S&P menaikkan peringkat utang jangka panjang BBRI menjadi BBB- dengan prospek stabil dari sebelumnya BB+. Sementara peringkat utang jangka pendek dinaikkan menjadi A-3 dari B.
"Kami meningkatkan BRI karena kami percaya manajemen risiko dan fokus yang baik dari bank pada pinjaman mikro, akan terus mendukung kualitas asetnya di tengah volatilitas pasar mata uang dan komoditas," tulis pernyataan dari S&P, Kamis, (4/4/2019).
Sebagai informasi, BBB- dari S&P adalah peringkat layak investasi. Sebelumnya BRI juga telah mendapatkan peringkat layak investasi dari Fitch dan Moddys dengan proyeksi stabil.
6. Tambah Modal Rp 935 M, BULL akan Beli Kapal Baru
Emiten pelayaran dan perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,40 miliar saham baru atau 31,78% dari total saham yang tercatat dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dari penerbitan saham baru tersebut, perusahaan menargetkan meraup dana segar sebesar Rp 935 miliar.
Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Sampoerna Strategic Square Jakarta, Kamis (4/4/2019). Namun, dalam RUPSLB yang berlangsung hari ini, pemegang saham menyetujui tidak ada pembagian dividen.
Direktur Komersial BULL, Henrianto Kuswendi menjelaskan, dana dari hasil penerbitan saham baru tersebut akan dipakai untuk menambah kapal. Saat ini perusahaan memiliki 16 unit kapal tanker.
"Dana rights issue akan dipakai untuk investasi pembelian kapal, karena kita masih ada beberapa prospek dari dalam negeri seperti pengangkutan minyak maupun batu bara karena adanya aturan Domestik Market Obligation (DMO)," kata Henrianto.
(prm) Next Article IHSG Dibuka Naik 0,6%, Saham BBRI dan BMRI Jadi Penopang
Most Popular