Harga CPO Reli 5 Hari, Emiten Sawit Diburu Investor

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 April 2019 18:52
Penguatan 5 hari berturut-turut pada harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) membuat investor tertarik membeli saham emiten perkebunan sawit tanah air.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan 5 hari berturut-turut pada harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) membuat investor tertarik membeli saham emiten perkebunan sawit tanah air.

Hingga pukul 17:30 WIB, harga CPO kontrak Juni di Bursa Derivatives Malayasia Exchange naik 1,38% menyentuh posisi MYR 2.205/ton, di mana nilai ini merupakan perolehan tertinggi semenjak 18 Februari 2019.

Saham emiten PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menjadi emiten sawit yang mencatatkan peningkatan paling signifikan pada perdagangan bursa hari ini, Kamis (4/4/2019). Harga saham LSIP melesat 9,17% ke level Rp 1.250/unit dengan total transaksi mencapai Rp 51,89 miliar.

Selain LSIP, harga saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga naik 5,39% ke harga Rp 176/unit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,2% menjadi Rp 12.400/unit.

Kemudian harga saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) juga tumbuh 3,98% ke level Rp 915/unit, serta harga saham PT Salim Ivomas Tbk (SIMP) naik tipis 0,89% ke harga Rp 454/unit.

Pelaku pasar, sepertinya menaruh harapan akan pertumbuhan positif sektor sawit karena persediaan CPO Malaysia berpotensi berkurang.

"Pasar [minyak sawit] disokong oleh perkiraan awal yang bullish bahwa stok [minyak sawit] Malaysia berpotensi berkurang," ujar pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Pasalnya, pada 2018, penyebab utama anjloknya harga minyak sawit dunia adalah kelebihan pasokan, terutama pasokan dari Malaysia.

Bagaimana tidak, berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), stok minyak sawit Malaysia pada akhir 2018 mencapai 3,21 juta ton yang merupakan paling tinggi sejak 2 dekade silam.

Sudah tentu stok yang meningkat akan membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar akan semakin timpang, sehingga harga terus tertekan.

Lebih lanjut, penguatan harga CPO juga didorong oleh trend kenaikan pada minyak kedelai. Pasalnya kedua minyak nabati bersaing ketat karena keduanya saling menggantikan (substitusi).

Harga minyak kedelai meningkat di tengah ekspektasi perkembangan positif atas dialog dagang antara AS-China. Jika kesepakatan tercapai dalam waktu dekat, maka China akan kembali meningkatkan permintaannya atas produk kedelai AS. Melansir Reuters, harga minyak kedelai kontrak Mei di Dalian Commodity Exchange naik 0,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article 4 Saham Produsen CPO Bergerak Liar, Saat Harga Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular