
Analisis Teknikal
JPFA & MAIN Melesat, Sudahkah Derita Saham Poultry Selesai?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 April 2019 14:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham pakan ternak dan produsen daging ayam mulai menggeliat pada perdagangan bursa saham, Kamis (4/4/2019).
Hingga berita ini dimuat, data bursa efek menunjukkan harga saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) menguat 3,18% dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga menguat 3,55%.
Berbeda dengan kedua saham di atas, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) justru melemah. Situasi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi kemarin di mana CPIN menguat di antara saham JPFA & MAIN yang melemah. Hingga berita ini dimuat, CPIN melemah 4,23% pada harga Rp 6.225/unit saham.
Masalah utama pada industri poultry tersebut masih terkait stok ayam potong yang berlebih. Harga jual ayam potong hidup (live birds) menyentuh posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir, yakni antara Rp 10.800-11.000/kilogram (kg). Kondisi tersebut sangat jauh dari rata-rata Harga Pokok Produksi (HPP), yakni Rp 19.500/kg.
Manajemen JPFA awal pekan ini melaporkan penurunan live bird utamanya terjadi di wilayah Jawa Tengah. Musababnya terjadinya over supply di wilayah tersebut. Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Jawa Timur dan Jawa Barat karena transportasi pengangkutan dari Jawa Tengah.
Vice President Director Japfa Comfeed Bambang Budi Hendarto mengatakan rentang pelemahan harga di tahun ini tergolong lama dibandingkan tahun lalu. Demikian disampaikan seusai RUPS JPFA di Hotel Harris, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Bambang menjelaskan, harga paling rendah sampai dengan Rp 11.000/kilogram terjadi di wilayah itu. Namun, di luar Jawa Tengah, harga masih bertahan di level Rp 15.000-Rp 16.000/kg, sedangkan di luar Jawa masih di level Rp 16.000-Rp 20.000/kg.
Sampai sejauh mana saham CPIN, JPFA dan MAIN akan bergerak? Simak ulasan secara teknikal saham-saham tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA Harga saham CPIN dalam jangka pendek maupun menengah masih belum menunjukkan tanda-tanda penguatan. Hal ini terlihat dari harganya yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan tersebut diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level penahan harganya (support) yang berada di harga Rp 5.600/saham.
Terbentuknya pola black candle pada perdagangan hari ini menguatkan sinyal akan arah penurunan harga saham menuju level tersebut.
Hingga tahun berjalan, saham CPIN mengalami pelemahan 14%. Penurunan cukup parah terjadi pada minggu lalu dengan koreksi 17,4%.
Harga saham JPFA dalam jangka pendek maupun menengah cenderung tertekan. Resume tersebut terlihat dari posisi harganya yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan tersebut diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level penahan harganya (support) yang berada di harga Rp 1.610/saham.
Terbentuknya pola white candle hingga siang ini masih belum mengkonfirmasi penguatan harga saham tersebut.
Hingga tahun berjalan, saham JPFA mengalami pelemahan hingga 19%. Penurunan sepanjang minggu lalu menjadi yang terparah dengan koreksi 20,23%. Sama dengan kedua saham di atas, harga saham MAIN dalam jangka pendek maupun menengah juga belum menunjukkan tanda-tanda penguatan. Harga sahamnya masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan saham MAIN diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level support nya yang berada di harga Rp 1.000/saham.
Terbentuknya pola white candle pada perdagangan hari ini menguatkan sinyal penurunan harga sahamnya menuju level tersebut.
Hingga tahun berjalan, saham MAIN mengalami pelemahan 18%. Penurunan cukup parah juga terjadi pada minggu lalu dengan koreksi 18,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Saling Sikut Emiten di Klasemen Market Cap Rp 100 T
Hingga berita ini dimuat, data bursa efek menunjukkan harga saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) menguat 3,18% dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga menguat 3,55%.
Berbeda dengan kedua saham di atas, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) justru melemah. Situasi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi kemarin di mana CPIN menguat di antara saham JPFA & MAIN yang melemah. Hingga berita ini dimuat, CPIN melemah 4,23% pada harga Rp 6.225/unit saham.
Masalah utama pada industri poultry tersebut masih terkait stok ayam potong yang berlebih. Harga jual ayam potong hidup (live birds) menyentuh posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir, yakni antara Rp 10.800-11.000/kilogram (kg). Kondisi tersebut sangat jauh dari rata-rata Harga Pokok Produksi (HPP), yakni Rp 19.500/kg.
Vice President Director Japfa Comfeed Bambang Budi Hendarto mengatakan rentang pelemahan harga di tahun ini tergolong lama dibandingkan tahun lalu. Demikian disampaikan seusai RUPS JPFA di Hotel Harris, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Bambang menjelaskan, harga paling rendah sampai dengan Rp 11.000/kilogram terjadi di wilayah itu. Namun, di luar Jawa Tengah, harga masih bertahan di level Rp 15.000-Rp 16.000/kg, sedangkan di luar Jawa masih di level Rp 16.000-Rp 20.000/kg.
Sampai sejauh mana saham CPIN, JPFA dan MAIN akan bergerak? Simak ulasan secara teknikal saham-saham tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA Harga saham CPIN dalam jangka pendek maupun menengah masih belum menunjukkan tanda-tanda penguatan. Hal ini terlihat dari harganya yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan tersebut diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level penahan harganya (support) yang berada di harga Rp 5.600/saham.
![]() |
Hingga tahun berjalan, saham CPIN mengalami pelemahan 14%. Penurunan cukup parah terjadi pada minggu lalu dengan koreksi 17,4%.
Harga saham JPFA dalam jangka pendek maupun menengah cenderung tertekan. Resume tersebut terlihat dari posisi harganya yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan tersebut diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level penahan harganya (support) yang berada di harga Rp 1.610/saham.
![]() |
Hingga tahun berjalan, saham JPFA mengalami pelemahan hingga 19%. Penurunan sepanjang minggu lalu menjadi yang terparah dengan koreksi 20,23%. Sama dengan kedua saham di atas, harga saham MAIN dalam jangka pendek maupun menengah juga belum menunjukkan tanda-tanda penguatan. Harga sahamnya masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 5 dan 20 hari (moving average/MA20/MA5).
Tren penurunan saham MAIN diperkirakan mulai terhenti ketika mendekati level support nya yang berada di harga Rp 1.000/saham.
![]() |
Hingga tahun berjalan, saham MAIN mengalami pelemahan 18%. Penurunan cukup parah juga terjadi pada minggu lalu dengan koreksi 18,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Saling Sikut Emiten di Klasemen Market Cap Rp 100 T
Most Popular