Rupiah Menguat 3 Hari Beruntun dan Terbaik Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 April 2019 16:53
Faktor Domestik Selamatkan Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Penguatan rupiah bisa dibilang agak out of place, karena sebenarnya dolar AS masih perkasa. Malah semakin perkasa. 

Pada pukul 16:15 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,15%. Dollar Index menyentuh posisi tertinggi sejak 7 Maret. 

 

Sore ini keluar data ekonomi yang kurang sedap dari Eropa. Angka Purchasing Managers Index (PMI) konstruksi Inggris versi IHSMarkit/CIPS pada Maret berada di 49,7. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 49,5 tetapi angka di bawah 50 menandakan pelaku usaha sektor konstruksi masih enggan berekspansi. 

Ditambah lagi perekonomian Inggris juga harus menanggung ketidakpastian akibat Brexit. Parlemen Inggris gagal mencapai suara mayoritas untuk berbagai alternatif yang tersedia setelah proposal Brexit yang diajukan pemerintah tiga kali ditolak.  

Steven Barclay, Menteri Urusan Brexit Inggris, menegaskan bahwa kegagalan parlemen mencapai kata sepakat membuat satu-satu opsi yang tersisa bagi Negeri Ratu Elizabeth saat ini adalah meninggalkan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa pada 12 April. No-deal Brexit semakin di depan mata. 

Investor pun ramai-ramai melepas mata uang poundsterling, yang pada pukul 16:22 WIB melemah 0,22% terhadap dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam pun semakin jumawa. 

Lalu mengapa rupiah bisa menguat? Jawabannya adalah kekuatan dari dalam negeri. 

Hari ini pasar keuangan Indonesia cukup semarak dan mampu menarik arus modal dalam jumlah yang lumayan besar. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 226,48 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,36%. 

Kemudian, sepertinya Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menjaga rupiah. Selama ini BI menjalankan intervensi di dua pasar yaitu valas dan obligasi pemerintah. 

"Kalau memang sifat dari pasar keuangan kita sebagai negara emerging market pasar keuangannya kecil, artinya volume buy dan sell pasar valas kita memang tidak besar, BI kadang-kadang masuk kalau ada volatilitas. Kalau kita masuk pasar sekarang, kecil saja," kata Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur BI.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular