Perjalanan Rupiah Hari Ini Bak Liverpool yang Kalahkan Spurs

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 April 2019 16:48
Data Ekonomi Asia Mendukung Rupiah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Selain dolar AS yang sedang tertekan, sebenarnya risk appetite investor juga sedang tinggi karena sejumlah data positif di Asia. Di China, angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur versi Caixin pada Maret tercatat 50,8. Ini menjadi pencapaian terbaik dalam 8 bulan terakhir. 

Sementara di Indonesia, angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Maret berada di 51,2 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,1. Angka ini menjadi yang terbaik sejak Desember 2018. 

Data-data ini menunjukkan bahwa geliat dunia usaha masih ada, masih ada ekspansi. Ujungnya tentu akan mendongrak potensi pertumbuhan ekonomi, dan ini mendapat apresiasi dari pasar.

Belum lagi hawa damai dagang AS-China semakin terasa. Beijing memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk produk otomotif dan suku cadang made in the USA. Sedianya tarif bea masuk untuk produk ini akan naik dari 10% ke 25% mulai 2 April, tetapi kemudian ditunda.


Langkah ini ditempuh karena hubungan Beijing-Washington yang semakin kondusif. Pekan ini, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melanjutkan dialog dagang dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di Washington.

Harapan damai dagang AS-China yang bisa terwujud dalam waktu dekat membuat pelaku pasar bergairah. Aset-aset di negara berkembang kembali menjadi incaran sehingga membuat mata uang Asia menguat, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular