Tadi Nyaman di Zona Hijau, Rupiah Kenapa Jadi Galau?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 April 2019 15:42
Rupiah Rentan Tertekan
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Apabila investor mengendus aroma penurunan suku bunga acuan yang semakin kuat, maka bisa menjadi sentimen negatif buat rupiah. Saat suku bunga acuan turun, maka imbalan berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) menjadi kurang menarik. 

Apalagi investor asing sudah banyak memborong obligasi pemerintah. Sejak awal tahun hingga 27 Maret, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara bertambah  Rp 68,15 triliun. Dalam periode yang sama pada 2018, kepemilikan asing 'hanya' bertambah Rp 9,53 triliun. 

Bagi sebagian investor asing, bisa saja mereka menunggu saat yang tepat untuk keluar dari pasar SBN karena sudah banyak membeli instrumen ini. Tinggal menunggu pelatuk ditekan, dan mereka siap pergi secepat peluru. 

Nah, salah satu pelatuk itu bisa saja penurunan suku bunga acuan. Dengan dalih cuan yang didapat lebih kecil, sangat masuk akal investor asing akan mencairkan keuntungan yang sudah mereka dapat dan pergi meninggalkan pasar SBN begitu saja. 

Artinya akan terjadi pembalikan arus modal dengan cepat alias sudden capital reversal. Ini tentu membuat rupiah menjadi goyah dan berpotensi tertekan. Ancaman tekanan terhadap rupiah membuat investor sedikit ragu mengoleksi mata uang ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular