
Pendapatan Naik 170%, Tapi Laba Indika Energy Merosot 76%
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
29 March 2019 13:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT indika Energy Tbk (INDY) pada 2018 kurang menggembirakan. Pasalnya, laba bersih perseroan amblas 76% menjadi US$ 80,06 juta dari US$ 335,41 juta yang dicatatkan pada 2017.
Total pendapatan perusahaan sepanjang tahun 2018 mencapai US$ 2,96 miliar. Jumlah tersebut meningkat hingga 170% dibanding pendapatan tahun 2017 yang hanya sebesar US$ 1,09 miliar.
Beban pokok penjualan perusahaan tahun 2018 juga meningkat pesat, yang mana sebesar 138% YoY menjadi US$ 2,32 miliar.
Bila dihitung, maka laba kotor perusahaan pada tahun 2018 adalah sebesar US$ 641,2 juta, yang artinya naik lebih dari 4 kali lipat (422%).
Pasalnya dengan kinerja yang demikian, margin laba kotor (gross profit margin) perusahaan naik menjadi 21,64% di tahun 2018 dari yang sebesar 11,19% tahun 2017.
Alhasil, rasio laba per lembar saham (earning per share/EPS) INDY tahun 2018 turun menjadi 0,0154, dari yang sebesar 0,0644 di tahun 2017.
Penurunan laba bersih tampaknya dipicu amortisasi aset tidak berwujud yang nilainya cukup besar di tahun 2018, yaitu sebesar US$ 135,66 juta. Jauh dibanding tahun 2017 yang sebesar US$ 17,97 juta.
Selain itu perlu diingat, pada tahun 2017 perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil revaluasi nilai aset sebesar US$ 384,21 juta.
(taa/hps) Next Article Indika Energy (INDY) Gelar RUPST, Intip Potensi Dividen yang Dibagi
Total pendapatan perusahaan sepanjang tahun 2018 mencapai US$ 2,96 miliar. Jumlah tersebut meningkat hingga 170% dibanding pendapatan tahun 2017 yang hanya sebesar US$ 1,09 miliar.
Beban pokok penjualan perusahaan tahun 2018 juga meningkat pesat, yang mana sebesar 138% YoY menjadi US$ 2,32 miliar.
Bila dihitung, maka laba kotor perusahaan pada tahun 2018 adalah sebesar US$ 641,2 juta, yang artinya naik lebih dari 4 kali lipat (422%).
Alhasil, rasio laba per lembar saham (earning per share/EPS) INDY tahun 2018 turun menjadi 0,0154, dari yang sebesar 0,0644 di tahun 2017.
Penurunan laba bersih tampaknya dipicu amortisasi aset tidak berwujud yang nilainya cukup besar di tahun 2018, yaitu sebesar US$ 135,66 juta. Jauh dibanding tahun 2017 yang sebesar US$ 17,97 juta.
Selain itu perlu diingat, pada tahun 2017 perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil revaluasi nilai aset sebesar US$ 384,21 juta.
(taa/hps) Next Article Indika Energy (INDY) Gelar RUPST, Intip Potensi Dividen yang Dibagi
Most Popular