Sentimen Global Berpotensi Tekan Harga Obligasi Hari Ini

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
29 March 2019 08:41
Pada perdagangan hari Jumat ini (29/3/2019) pasar obligasi rupiah diprediksi akan dibuka melemah.
Foto: Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari Jumat ini (29/3/2019) pasar obligasi rupiah diprediksi akan dibuka melemah.

Hal ini diungkapkan oleh analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Johan Trihantoro, dan Okie Ardiastama, dalam penelitian yang diterbitkan hari ini.

Selain itu, Nico juga memperkirakan terjadinya pelemahan pada obligasi pemerintah di perdagangan hari ini.

Pasalnya mata uang Turki, Lira terus memimpin penurunan mata uang di pasar negara berkembang (emerging market). Bahkan hari ini sudah memasuki hari yang ke-3.

Lira terus turun hingga 4,2% dan akan mendorong investor asing untuk melakukan aksi jual pada aset-aset berisiko.

Selain itu, memang harga obligasi pemerintah sudah cukup lama berada di posisi tertingginya. Akibatnya, potensi untuk terjadinya koreksi juga akan semakin besar.

Beralih ke Benua Biru, nasib Brexit yang masih belum jelas juga akan membuat investor megambil mode wait and see.

Uni Eropa memberi waktu hingga pekan ini bagi pemerintah dan parlemen Inggris untuk menyepakati sebuah proposal perpisahan.

Bila kesepakatan tak juga dibuat maka Inggris harus segera mempersiapkan kepergiannya dari Uni Eropa pada tanggal 12 April mendatang. Artinya tepat dua minggu dari sekarang.

Namun bahanyanya, hingga hari ini, parlemen Inggris belum juga menyepakati proposal Brexit. Dalam voting beberapa hari lalu, berbagai pilihan yang muncul tidak ada yang disetujui oleh mayoritas, alias kandas.

Dengan begini, risiko Inggris untuk keluar dari Uni Eropa tanpa adanya kesepakatan apapun (No Deal Brexit) semakin besar.

Bila itu terjadi, pertumbuhan ekonomi Inggris terancam terkontraksi. Dampaknya sudah tentu akan mendunia. Ekonomi gobal akan semakin melambat.

Perkembangan dari damai dagang Amerika Serikat (AS)-China sebenarnya berpotensi untuk mengalirkan risk appetite pada investor asing.

Hari ini delegasi dagang kedua negara masih dijadwalkan untuk menggelar pertemuan lanjutan di Beijing.

Minggu depan pun dialog dagang dikabarkan juga akan dilanjutkan di Washington.

Namun pelaku pasar masih menunggu. Pasalnya belum ada hal yang benar-benar pasti perihal damai dagang dua negara ekonomi terbesar di dunia.

"Bisa Mei, Juni, tidak ada yang tahu. Bisa juga April, kami tidak tahu," ujar seorang sumber di lingkaran dalam delegasi AS yang sedang berunding di Beijing, mengutip Reuters.

Sebagai perhatian hari ini, imbal hasil (yield) obligasi U.S. Treasury tenor 10 tahun telah kembali menyentuh titik paling rendah sejak 2017.

Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Nico Demus juga merekomendasikan jual pada perdagangan obligasi hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular