
Analisis Teknikal
AS-China Berunding Lagi, Sinyal Penguatan IHSG Kian Jelas
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 March 2019 08:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat sebesar 0,55% ke level 6.480 pada perdagangan kemarin. Pada hari ini, Jumat (29/3/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali melanjutkan penguatan.
Kondisi pasar global khususnya dari Amerika Serikat (AS) cukup mendukung, ditambah dengan hasil analisis teknikal yang menunjukkan potensi penguatan IHSG.
Tiga indeks utama di bursa Wall Street AS di tutup rata-rata menguat. Indeks Dow Jones naik 0,36%, S&P 500 juga naik 0,36%, dan Nasdaq terangkat 0,34%.
Sentimen damai dagang AS-China menjadi penyebab utama gairah di bursa saham New York. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer tiba di Beijing untuk melanjutkan dialog dagang dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Dalam perundingan bulan lalu, Washington-Beijing sudah menyepakati perjanjian yang meliputi enam poin yaitu transfer teknologi dan pencurian siber, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, jasa keuangan, mata uang, pertanian, dan penghapusan hambatan non-tarif di bidang perdagangan.
Seorang sumber di lingkaran delegasi AS, seperti dikutip Reuters, mengungkapkan bahwa China telah melangkah lebih jauh dalam perundingan kali ini. Beijing kini sangat serius di bidang pelarangan kewajiban transfer teknologi.
Dari dalam negeri, aksi beli investor asing pada sesi II membawa IHSG menuju level penutupan yang lebih tinggi. Asing mencatatkan beli bersih (net buy) yang mencapai Rp 266 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda kenaikan untuk perdagangan hari ini. Indeks mulai memperlihatkan tanda-tanda penguatan dengan bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Terbentuknya pola short white candle memperkuat potensi kenaikan tersebut, dikarenakan pola tersebut mengindikasikan lanjutan dari tren kenaikannya (uptrend).
Jelang bulan politik April mendatang, IHSG bergerak cenderung menyamping (sideways). Level pergerakannya selama ini berada di antara 6.350-6.550.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Kondisi pasar global khususnya dari Amerika Serikat (AS) cukup mendukung, ditambah dengan hasil analisis teknikal yang menunjukkan potensi penguatan IHSG.
Tiga indeks utama di bursa Wall Street AS di tutup rata-rata menguat. Indeks Dow Jones naik 0,36%, S&P 500 juga naik 0,36%, dan Nasdaq terangkat 0,34%.
Sentimen damai dagang AS-China menjadi penyebab utama gairah di bursa saham New York. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer tiba di Beijing untuk melanjutkan dialog dagang dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Dalam perundingan bulan lalu, Washington-Beijing sudah menyepakati perjanjian yang meliputi enam poin yaitu transfer teknologi dan pencurian siber, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual, jasa keuangan, mata uang, pertanian, dan penghapusan hambatan non-tarif di bidang perdagangan.
Seorang sumber di lingkaran delegasi AS, seperti dikutip Reuters, mengungkapkan bahwa China telah melangkah lebih jauh dalam perundingan kali ini. Beijing kini sangat serius di bidang pelarangan kewajiban transfer teknologi.
Dari dalam negeri, aksi beli investor asing pada sesi II membawa IHSG menuju level penutupan yang lebih tinggi. Asing mencatatkan beli bersih (net buy) yang mencapai Rp 266 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG menunjukkan tanda-tanda kenaikan untuk perdagangan hari ini. Indeks mulai memperlihatkan tanda-tanda penguatan dengan bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
![]() |
Terbentuknya pola short white candle memperkuat potensi kenaikan tersebut, dikarenakan pola tersebut mengindikasikan lanjutan dari tren kenaikannya (uptrend).
Jelang bulan politik April mendatang, IHSG bergerak cenderung menyamping (sideways). Level pergerakannya selama ini berada di antara 6.350-6.550.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular