
Tekanan Brexit dan Potensi Perlambatan Ekonomi Bawa SUN Turun
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 March 2019 12:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah terkoreksi pada perdagangan siang ini, seiring dengan masih pesimis-nya investor global terhadap perkembangan kasus proposal Brexit dan potensi resesi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Meskipun tidak sekuat kemarin, sentimen negatif dari kekisruhan pada upaya Brexit dan AS sukses membawa turun harga surat utang negara (SUN) acuan.
Sebelumnya, harga dua seri acuan SUN sempat berada di zona hijau.
Turunnya harga SUN itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Dari empat seri acuan, seluruhnya kompak terkoreksi meskipun sejak kemarin sore relatif stagnan. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 4,4 basis poin (bps) menjadi 7,11%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 28 Mar 2019
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi sejak Jumat pekan lalu.
Tenor 3 bulan-10 tahun sangat krusial dibanding pasangan 2 tahun-5 tahun, dan 3 tahun-5 tahun.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 28 Mar 2019
Sumber: Refinitiv
Dari pasar surat utang negara berkembang, koreksi terjadi pada India, Malaysia, Singapura, Ma. B. Di negara maju, pengujatan hanya dialami pasar US Treasury.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Meskipun tidak sekuat kemarin, sentimen negatif dari kekisruhan pada upaya Brexit dan AS sukses membawa turun harga surat utang negara (SUN) acuan.
Sebelumnya, harga dua seri acuan SUN sempat berada di zona hijau.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Dari empat seri acuan, seluruhnya kompak terkoreksi meskipun sejak kemarin sore relatif stagnan. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0077 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 4,4 basis poin (bps) menjadi 7,11%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 28 Mar 2019
Seri | Jatuh tempo | Yield 27 Mar 2019 (%) | Yield 28 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 27 Mar'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.074 | 7.118 | 4.40 | 7.0362 |
FR0078 | 10 tahun | 7.622 | 7.652 | 3.00 | 7.5614 |
FR0068 | 15 tahun | 8.077 | 8.079 | 0.20 | 7.9806 |
FR0079 | 20 tahun | 8.121 | 8.141 | 2.00 | 8.0846 |
Avg movement | 2.40 |
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi sejak Jumat pekan lalu.
Tenor 3 bulan-10 tahun sangat krusial dibanding pasangan 2 tahun-5 tahun, dan 3 tahun-5 tahun.
Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 28 Mar 2019
Seri | Benchmark | Yield 27 Mar 2019 (%) | Yield 28 Mar 2019 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 2.442 | 2.441 | 3 bulan-5 tahun | 28.3 |
UST 2020 | 2 Tahun | 2.208 | 2.194 | 2 tahun-5 tahun | 3.6 |
UST 2021 | 3 Tahun | 2.145 | 2.129 | 3 tahun-5 tahun | -2.9 |
UST 2023 | 5 Tahun | 2.165 | 2.158 | 3 bulan-10 tahun | 8.3 |
UST 2028 | 10 Tahun | 2.372 | 2.358 | 2 tahun-10 tahun | -16.4 |
Dari pasar surat utang negara berkembang, koreksi terjadi pada India, Malaysia, Singapura, Ma. B. Di negara maju, pengujatan hanya dialami pasar US Treasury.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 27 Mar 2019 (%) | Yield 28 Mar 2019 (%) | Yield |
Brasil | 9.32 | 9.36 | 4.00 |
China | 3.097 | 3.104 | 0.70 |
Jerman | -0.081 | -0.073 | 0.80 |
Perancis | 0.292 | 0.296 | 0.40 |
Inggris | 1.015 | 1.016 | 0.10 |
India | 7.328 | 7.316 | -1.20 |
Jepang | -0.067 | -0.082 | -1.50 |
Malaysia | 3.819 | 3.795 | -2.40 |
Filipina | 5.791 | 5.804 | 1.30 |
Rusia | 8.25 | 8.31 | 6.00 |
Singapura | 2.054 | 2.044 | -1.00 |
Thailand | 2.41 | 2.42 | 1.00 |
Amerika Serikat | 2.372 | 2.354 | -1.80 |
Afrika Selatan | 8.74 | 8.725 | -1.50 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Laris Manis! RI Sukses Jual Surat Utang dalam Dolar dan Euro
Most Popular