Kemarin No 1, Hari Ini Rupiah No 2 di Asia (dari Bawah)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2019 16:45
Kemarin No 1, Hari Ini Rupiah No 2 di Asia (dari Bawah)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditutup melemah di perdagangan pasar spot. Setidaknya dolar AS bisa didorong ke bawah Rp 14.200. 

Pada Rabu (27/3/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.190 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah melemah tipis 0,04%. Selepas itu, depresiasi rupiah semakin dalam sampai dolar AS menembus level Rp 14.200. Greenback bertahan cukup lama di kisaran tersebut. 


Jelang penutupan pasar, rupiah mampu memperbaiki posisi dan dolar AS mampu ditekan ke bawah Rp 14.200. Meski begitu, rupiah masih tidak bisa lepas dari jerat zona merah. 

Berikut perjalanan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 

 


Rupiah tidak sendirian karena sebagian besar mata uang utama Asia juga melemah terhadap dolar AS. Hanya rupee India, yen Jepang, dan peso Filipina yang masih bisa menguat, sisanya tidak selamat. 

Baht Thailand masih menjadi mata uang terlemah di Asia, rupiah berada tepat di atasnya. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 16:16 WIB: 




Rupiah gagal mengulang prestasi yang diukir kemarin yaitu menjadi mata uang terbaik Asia. Hari ini, rupiah malah menjadi salah satu yang terlemah.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Faktor domestik dan eksternal menjadi pemberat langkah rupiah hari ini. Dari dalam negeri, rupiah memang masih agak rentan terdepresiasi karena penguatannya yang lumayan tajam. Sejak awal tahun, rupiah masih menguat cukup signifikan yaitu 1,29%. 

 

Penguatan yang sudah lumayan ini mengundang investor untuk mencairkan keuntungan yang sudah didapat. Rupiah menjadi rawan terpapar aksi jual.  

Kemudian, jelang akhir kuartal I kebutuhan valas korporasi memang biasanya meningkat untuk pembayaran dividen, pembayaran pokok/bunga utang, dan sebagainya. Rupiah pun dilepas untuk mendapatkan valas sehingga nilainya melemah. 

Sementara dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang perkasa. Pada pukul 16:23 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,08%. 

Penguatan dolar AS sejalan dengan semakin stabilnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Pada pukul 16:33 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 0,7 basis poin (bps). 

Yield di pasar sekunder akan menjadi acuan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Jadwal lelang obligasi pemerintah AS yang terdekat adalah 27 dan 28 Maret waktu setempat. Jika yield di pasar sekunder naik, maka investor boleh berharap ada kupon yang menarik dalam lelang tersebut. 

Bersiap-siap mengikuti lelang obligasi, investor pun kembali memburu dolar AS. Peningkatan permintaan membuat nilai mata uang ini menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular