
Kemarin No 1, Hari Ini Rupiah No 2 di Asia (dari Bawah)
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2019 16:45

Faktor domestik dan eksternal menjadi pemberat langkah rupiah hari ini. Dari dalam negeri, rupiah memang masih agak rentan terdepresiasi karena penguatannya yang lumayan tajam. Sejak awal tahun, rupiah masih menguat cukup signifikan yaitu 1,29%.
Penguatan yang sudah lumayan ini mengundang investor untuk mencairkan keuntungan yang sudah didapat. Rupiah menjadi rawan terpapar aksi jual.
Kemudian, jelang akhir kuartal I kebutuhan valas korporasi memang biasanya meningkat untuk pembayaran dividen, pembayaran pokok/bunga utang, dan sebagainya. Rupiah pun dilepas untuk mendapatkan valas sehingga nilainya melemah.
Sementara dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang perkasa. Pada pukul 16:23 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,08%.
Penguatan dolar AS sejalan dengan semakin stabilnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Pada pukul 16:33 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 0,7 basis poin (bps).
Yield di pasar sekunder akan menjadi acuan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Jadwal lelang obligasi pemerintah AS yang terdekat adalah 27 dan 28 Maret waktu setempat. Jika yield di pasar sekunder naik, maka investor boleh berharap ada kupon yang menarik dalam lelang tersebut.
Bersiap-siap mengikuti lelang obligasi, investor pun kembali memburu dolar AS. Peningkatan permintaan membuat nilai mata uang ini menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Penguatan yang sudah lumayan ini mengundang investor untuk mencairkan keuntungan yang sudah didapat. Rupiah menjadi rawan terpapar aksi jual.
Sementara dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang perkasa. Pada pukul 16:23 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,08%.
Penguatan dolar AS sejalan dengan semakin stabilnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Pada pukul 16:33 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 0,7 basis poin (bps).
Yield di pasar sekunder akan menjadi acuan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Jadwal lelang obligasi pemerintah AS yang terdekat adalah 27 dan 28 Maret waktu setempat. Jika yield di pasar sekunder naik, maka investor boleh berharap ada kupon yang menarik dalam lelang tersebut.
Bersiap-siap mengikuti lelang obligasi, investor pun kembali memburu dolar AS. Peningkatan permintaan membuat nilai mata uang ini menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular