Di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot, Dolar AS Tembus Rp 14.200!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 March 2019 10:34
Ini Penyebab Lesunya Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kemarin, rupiah ditutup menguat 0,07% terhadap dolar AS setelah 2 hari beruntun melemah. Namun penguatan kemarin fana belaka, bulan madu yang berakhir lebih awal, karena hari ini rupiah kembali terjebak di zona merah. 


Faktor domestik sepertinya berkontribusi terhadap pelemahan rupiah. Jelang akhir kuartal I, kebutuhan valas korporasi memang biasanya meningkat untuk pembayaran dividen, pembayaran pokok/bunga utang, dan sebagainya. Rupiah pun dilepas untuk mendapatkan valas sehingga nilainya melemah. 

Sementara dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang perkasa. Tidak hanya di Asia, tetapi juga secara global. 

Pada pukul 10:25 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih menguat 0,17%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melesat 1,19%. 

Penguatan dolar AS sejalan dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam. Pada pukul 10:26 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 0,4 basis poin (bps) ke 2,4159%. 

Yield di pasar sekunder akan menjadi acuan dalam penentuan kupon di lelang pasar perdana. Jadwal lelang obligasi pemerintah AS yang terdekat adalah 27 dan 28 Maret waktu setempat.

Jika yield di pasar sekunder naik, maka investor boleh berharap ada kupon yang menarik dalam lelang tersebut. Bersiap-siap mengikuti lelang obligasi, investor pun kembali memburu dolar AS. Peningkatan permintaan membuat nilai mata uang ini menguat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular