Rupiah Bangkit dan Jadi yang Terbaik di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2019 17:06
Prospek Damai Dagang AS-China Ikut Angkat Rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Beawiharta)
Kedua, investor juga mulai mengantisipasi dialog dagang AS-China. Pada Kamis-Jumat waktu setempat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan menggelar pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Beijing.

Pertemuan ini kembali menggelorakan api damai dagang AS-China yang sempat meredup. Ada harapan Washington dan Beijing bisa meneken kesepakatan damai dagang dalam waktu dekat, setidaknya pada tengah tahun.

Untuk memperbaiki hubungan dengan AS, China berkomitmen untuk melakukan reformasi ekonomi. Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan Beijing akan lebih transparan dalam penyusunan kebijakan, melindungi hak atas kekayaan intelektual, dan tidak akan memaksakan transfer teknologi.

“China mendorong pengembangan teknologi dan industri untuk menciptakan ruang inovasi dan pembangunan,” tegas Li, mengutip Reuters.

Komitmen China ini diharapkan mendapat tanggapan positif dari AS. Washington memang sudah cukup lama mengeluhkan soal pelanggaran atas hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi. Saat China serius untuk menghapuskan praktik tersebut, semoga poros Washington-Beijing akan semakin mesra dan damai dagang segera terwujud.

Pernyataan pejabat The Fed dan damai dagang cukup kuat untuk membuat investor enggan bermain aman dan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia termasuk Indonesia. Di pasar saham, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 338,63 miliar yang membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat hampir 1%. IHSG berhasil membalas dendam setelah kemarin anjlok 1,75%. 

Sementara di pasar obligasi pemerintah, lelang yang berlangsung hari ini berlangsung cukup semarak. Pemerintah melelang 7 seri obligasi yang mampu mendatangkan penawaran Rp 59,5 triliun.  

Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp 24,95 triliun. Lebih tinggi dibandingkan target indikatif yaitu Rp 15 triliun yang menandakan tingginya minat pelaku pasar. 

Derasnya arus modal ke pasar obligasi menyebabkan imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor bergerak turun. Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik. 

Berikut perkembangan yield obligasi pemerintah Indonesia berbagai tenor: 

 

Jadi meski rupiah hanya menguat tipis, tetapi pencapaian hari ini cukup membanggakan. Apresiasi ini menandai kebangkitan setelah rupiah melemah 2 hari beruntun. Jangan lupa, rupiah juga terbaik di Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular