Setelah 2 Hari Melemah, Rupiah Perkasa di Kurs Tengah BI

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2019 10:37
Pasar Mulai Antisipasi Dialog AS-China
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Setelah menguat sejak akhir pekan lalu, dolar AS mulai mundur teratur. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Paman Sam juga sulit berbicara banyak di level global.  

Pada pukul 10:13 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%. Meski saat ini melemah, indeks ini masih membukukan kenaikan 0,14% dalam sepekan terakhir. 

Dolar AS yang dinilai sudah terlalu kuat membuat mata uang ini rentan terkena serangan ambil untung (profit taking). Aksi jual membuat dolar AS melemah. 

 

Investor sepertinya melihat ancaman resesi di AS sebagai sentimen yang sudah basi. Kini pelaku pasar mulai mengantisipasi rencana dialog dagang AS-China yang kembali berlanjut pekan ini. 


Pada Kamis-Jumat waktu setempat, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan bertandang ke Beijing untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Pada April, giliran Liu yang berkunjung ke Washington. 

Pertemuan ini kembali menggelorakan api damai dagang AS-China yang sempat meredup. Ada harapan Washington dan Beijing bisa meneken kesepakatan damai dagang dalam waktu dekat, setidaknya pada tengah tahun. 

Sembari menantikan rencana kedatangan delegasi Washington ke Beijing, investor sudah mengambil posisi agresif. Arus modal yang sempat merapat ke aset-aset aman (safe haven) kini kembali menyemut di instrumen berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Ini terlihat dari pelemahan yang dialami dolar AS dan safe haven lainnya yaitu emas. Pada pukul 10:23 WIB, harga emas dunia turun 0,08% karena mulai ditinggalkan investor. 


Sedangkan aset-aset di pasar keuangan Indonesia melaju cukup kencang. Pada pukul 10:25 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,85% dan investor asing mencatatkan beli bersih Rp 69,71 miliar. 

Di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara seri acuan tenor 10 tahun turun 0,5 basis poin. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya minat pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular