Harga Batu Bara Rebound, Akankah Terus Menguat?
26 March 2019 08:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle kontrak Maret pada penutupan perdagangan Senin kemarin (25/3/2019) menguat sebesar 0,3% ke posisi US$ 93,55/metrik ton, setelah terkoreksi 0,2% pada perdagangan akhir pekan lalu.
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 0,27% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun harganya juga melemah 8,33%.
Meskipun menguat tipis, namun sejatinya harga batu bara belum mendapat fondasi yang kuat.
Data Argus Media pada Senin (25/3/2019) mengungkapkan, aktivitas pembelian batu bara oleh konsumen di China dan India masih lesu, seiring dengan tingginya inventori di masing-masing negara.
Hal tersebut terjadi lantaran tingkat pembakaran batu bara di sejumlah utilitas utama masih cukup rendah, yang membatasi permintaan.
Ditambah lagi, pasokan di pasar fisik Indonesia juga mengalami peningkatan dan kelebihan pasokan batu bara ini membuat harga juga berpotensi tertekan.
Sebelumnya juga diketahui bahwa beberapa tambang batu bara lokal di China kembali aktif beroperasi setelah dilakukan pemeriksaan keamanan pascapenutupan paksa sepanjang Februari lalu.
Alhasil, pasokan batu bara domestik di China masih akan terus membajiri pasar dalam waktu dekat. Dengan posisi China sebagai konsumen batu bara utama di dunia, maka sudah tentu dampaknya akan signifikan terhadap harga batu bara dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas)
Selama sepekan, harga batu bara turun sebesar 0,27% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun harganya juga melemah 8,33%.
Meskipun menguat tipis, namun sejatinya harga batu bara belum mendapat fondasi yang kuat.
Data Argus Media pada Senin (25/3/2019) mengungkapkan, aktivitas pembelian batu bara oleh konsumen di China dan India masih lesu, seiring dengan tingginya inventori di masing-masing negara.
Hal tersebut terjadi lantaran tingkat pembakaran batu bara di sejumlah utilitas utama masih cukup rendah, yang membatasi permintaan.
Ditambah lagi, pasokan di pasar fisik Indonesia juga mengalami peningkatan dan kelebihan pasokan batu bara ini membuat harga juga berpotensi tertekan.
Sebelumnya juga diketahui bahwa beberapa tambang batu bara lokal di China kembali aktif beroperasi setelah dilakukan pemeriksaan keamanan pascapenutupan paksa sepanjang Februari lalu.
Alhasil, pasokan batu bara domestik di China masih akan terus membajiri pasar dalam waktu dekat. Dengan posisi China sebagai konsumen batu bara utama di dunia, maka sudah tentu dampaknya akan signifikan terhadap harga batu bara dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?
(taa/tas)