
Angin Segar dari Parlemen Inggris, Poundsterling Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2019 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling mendapat katalis positif setelah pada Senin (25/3/19) tengah malam waktu Inggris, Parlemen memutuskan untuk mengambilalih legislasi proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dari pemerintah Inggris.
Langkah taktis parlemen Inggris itu langsung direspons positif oleh pasar untuk sementara waktu. Hal itu tampak ketika kurs poundsterling menguat terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Selasa (26/3/19) pukul 07:52 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,3199, setelah sempat naik ke kisaran US$ 1,3222.
Hasil voting pada Senin malam menunjukkan 329 anggota Parlemen setuju untuk mengambilalih legislasi Brexit, sementara 302 anggota menolak.
Dengan demikian isi proposal Brexit nantinya akan dibuat oleh Parlemen Inggris yang akan merevisi proposal tersebut pada Rabu waktu setempat.
Parlemen kini memiliki kuasa untuk menentukan solusi Brexit, setelah proposal yang diajukan Perdana Menteri Theresa May berkali-kali ditolak.
Berbagai skenario kini bisa dilakukan parlemen, mulai dari menentukan keanggotaan di pasar tunggal, no-deal, referendum kedua, atau bahkan membatalkan Brexit.
PM May sebelumnya telah menyatakan bahwa pemerintah Inggris tidak akan menyetujui jika Parlemen mengambilalih legislasi Brexit. Hasil voting untuk mengambilalih legislasi tersebut dinilai akan membuat Uni Eropa justru menolak untuk bernegosiasi.
Pihak Uni Eropa saat ini telah menyepakati proposal yang diajukan PM May, namun di sisi lain proposal tersebut ditolak oleh Parlemen Inggris.
Dengan diambilalihnya legislasi dari pemerintah, tentu akan menimbulkan pertanyaan bagaimana nasib proposal PM May yang akan kembali dilakukan voting pada Sabtu nannti? Bagaimana pula pihak Uni Eropa akan menyikapinya hal ini?
Pada pekan lalu, para pemimpin Uni Eropa telah sepakat untuk menunda Brexit hingga 22 Mei dengan syarat PM May harus bisa meyakinkan Parlemen untuk mendukung proposal yang dibuat.
Namun jika Parlemen kembali menolak mendukung, penundaan Brexit hanya akan diberikan hingga 12 April mendatang.
Semakin dekatnya deadline Brexit, dan tensi politik di Inggris yang semakin memanas tentunya akan mempengaruhi pergerakan poundsterling. Sampai ada kejelasan ke mana arah Brexit, penguatan poundsterling sepertinya masih akan terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Disokong Data Tenaga Kerja Inggris, Pound Terus Hantam Dolar
Langkah taktis parlemen Inggris itu langsung direspons positif oleh pasar untuk sementara waktu. Hal itu tampak ketika kurs poundsterling menguat terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Selasa (26/3/19) pukul 07:52 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,3199, setelah sempat naik ke kisaran US$ 1,3222.
Hasil voting pada Senin malam menunjukkan 329 anggota Parlemen setuju untuk mengambilalih legislasi Brexit, sementara 302 anggota menolak.
Dengan demikian isi proposal Brexit nantinya akan dibuat oleh Parlemen Inggris yang akan merevisi proposal tersebut pada Rabu waktu setempat.
Parlemen kini memiliki kuasa untuk menentukan solusi Brexit, setelah proposal yang diajukan Perdana Menteri Theresa May berkali-kali ditolak.
Berbagai skenario kini bisa dilakukan parlemen, mulai dari menentukan keanggotaan di pasar tunggal, no-deal, referendum kedua, atau bahkan membatalkan Brexit.
PM May sebelumnya telah menyatakan bahwa pemerintah Inggris tidak akan menyetujui jika Parlemen mengambilalih legislasi Brexit. Hasil voting untuk mengambilalih legislasi tersebut dinilai akan membuat Uni Eropa justru menolak untuk bernegosiasi.
![]() |
Pihak Uni Eropa saat ini telah menyepakati proposal yang diajukan PM May, namun di sisi lain proposal tersebut ditolak oleh Parlemen Inggris.
Dengan diambilalihnya legislasi dari pemerintah, tentu akan menimbulkan pertanyaan bagaimana nasib proposal PM May yang akan kembali dilakukan voting pada Sabtu nannti? Bagaimana pula pihak Uni Eropa akan menyikapinya hal ini?
Pada pekan lalu, para pemimpin Uni Eropa telah sepakat untuk menunda Brexit hingga 22 Mei dengan syarat PM May harus bisa meyakinkan Parlemen untuk mendukung proposal yang dibuat.
Namun jika Parlemen kembali menolak mendukung, penundaan Brexit hanya akan diberikan hingga 12 April mendatang.
Semakin dekatnya deadline Brexit, dan tensi politik di Inggris yang semakin memanas tentunya akan mempengaruhi pergerakan poundsterling. Sampai ada kejelasan ke mana arah Brexit, penguatan poundsterling sepertinya masih akan terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Disokong Data Tenaga Kerja Inggris, Pound Terus Hantam Dolar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular