
Sinyal Menguat Mulai Tampak, Euro Bersiap Bangkit?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 March 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro masih tertekan di awal perdagangan Senin (25/3/19), namun tanda-tanda akan bangkit mulai muncul.
Zona Euro kini tidak sendiri dalam melawan potensi terjadinya resesi, giliran AS juga dihadapkan pada kenyataan yang sama. Inversi yield obligasi di AS yang kembali terjadi sejak Jumat (22/3/19) menjadi pemicu spekulasi tersebut, sebab kali terakhir terjadi inversi di Januari 2007, AS pada akhirnya mengalami resesi di akhir tahun 2008.
Inversi terjadi ketika yield obligasi AS tenor 3 bulan lebih tinggi dari tenor 10 tahun. Dampaknya dolar AS mendapat tekanan.
Dari Inggris, ketidakpastian hasil voting proposal Brexit yang akan dilakukan di Parlemen Inggris pekan ini menjadi situasi yang kurang menguntungkan bagi pound sterling.
Pada pukul 12:47 WIB, 1 euro dihargai US$ 1,1303 dan GBP 0,8563 atau naik dari level open hari ini di kisaran US$ 1,1293 dan GBP 0,8548.
Analisis Teknikal EUR/USD
Pada grafik 30 menit terlihat EUR/USD berada di atas Moving Average (MA) 8 (garis merah) dan 21 (garis hijau), namun masih di bawah MA 125 (garis biru).
Indikator MACD yang bergerak naik dan di dekat level 0 mengindikasikan peluang kenaikan dalam jangka pendek. Sementara indeks Stochastic berada di dekat wilayah jenuh beli (overbought).
Jika mampu menembus resisten terdekat di kisaran US$ 1,1336, EUR/USD berpeluang naik ke area US$ 1,1336. Sementara support berada di kisaran US$ 1,1281, selama bertahan di atas support tersebut, EUR/USD cenderung masih menguat.
Analisis Teknikal EUR/GBP
Pergerakan indikator-indikator pada EUR/GBP sama dengan EUR/USD, sehingga peluangnya juga sama yakni menguat. Jika menembus resisten terdekat di kisaran 0,8590, jika berhasil ditembus EUR/GBP berpeluang naik ke 0,8637.Disisi bawah, support berada di kisaran 0,8532, selama tidak ditembus EUR/GBP berpeluang besar akan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Perlukah Mengkhawatirkan Perlambatan Ekonomi Euro Zone?
Zona Euro kini tidak sendiri dalam melawan potensi terjadinya resesi, giliran AS juga dihadapkan pada kenyataan yang sama. Inversi yield obligasi di AS yang kembali terjadi sejak Jumat (22/3/19) menjadi pemicu spekulasi tersebut, sebab kali terakhir terjadi inversi di Januari 2007, AS pada akhirnya mengalami resesi di akhir tahun 2008.
Inversi terjadi ketika yield obligasi AS tenor 3 bulan lebih tinggi dari tenor 10 tahun. Dampaknya dolar AS mendapat tekanan.
Dari Inggris, ketidakpastian hasil voting proposal Brexit yang akan dilakukan di Parlemen Inggris pekan ini menjadi situasi yang kurang menguntungkan bagi pound sterling.
Analisis Teknikal EUR/USD
![]() |
Pada grafik 30 menit terlihat EUR/USD berada di atas Moving Average (MA) 8 (garis merah) dan 21 (garis hijau), namun masih di bawah MA 125 (garis biru).
Indikator MACD yang bergerak naik dan di dekat level 0 mengindikasikan peluang kenaikan dalam jangka pendek. Sementara indeks Stochastic berada di dekat wilayah jenuh beli (overbought).
Jika mampu menembus resisten terdekat di kisaran US$ 1,1336, EUR/USD berpeluang naik ke area US$ 1,1336. Sementara support berada di kisaran US$ 1,1281, selama bertahan di atas support tersebut, EUR/USD cenderung masih menguat.
Analisis Teknikal EUR/GBP
![]() |
Pergerakan indikator-indikator pada EUR/GBP sama dengan EUR/USD, sehingga peluangnya juga sama yakni menguat. Jika menembus resisten terdekat di kisaran 0,8590, jika berhasil ditembus EUR/GBP berpeluang naik ke 0,8637.Disisi bawah, support berada di kisaran 0,8532, selama tidak ditembus EUR/GBP berpeluang besar akan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Perlukah Mengkhawatirkan Perlambatan Ekonomi Euro Zone?
Most Popular