
Rupiah Boleh Melemah Hari Ini, Tapi Jangan Berkecil Hati
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2019 16:49

Sentimen eksternal dan domestik memang tidak kondusif buat rupiah untuk melanjutkan penguatan menjadi genap sepekan penuh. Dari sisi eksternal, ada perkembangan seputar Brexit yang membuat investor ogah terlalu agresif.
Dini hari tadi waktu Indonesia, Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris yaitu memundurkan jadwal pelaksanaan Brexit yang semestinya pada 29 Maret mendatang. Jika parlemen Inggris meloloskan proposal Brexit pekan depan, maka deadline Brexit diperpanjang menjadi 22 Mei. Namun kalau parlemen masih saja menolak proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, maka Inggris hanya punya waktu sampai 12 April.
Keputusan itu diambil dalam pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa di Brussel. PM May berhasil membuat Uni Eropa memberi perpanjangan waktu setelah memberi paparan di depan 27 kepala negara Benua Biru selama sekitar 1 jam.
Namun para pemimpin Eropa masih cemas, karena jangan-jangan proposal Brexit kembali kandas di parlemen seperti dua kesempatan sebelumnya. Mengutip Reuters, Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelum papar May berseloroh bahwa kemungkinan proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris hanya 10%.
Setelah May memberikan paparan, berapa kemungkinan proposalnya direstui parlemen? "5%," ujar Macron. Lebih sadis lagi, para pemimpin negara Eropa lainnya menilai proyeksi Macron terlalu optimistis.
Oleh karena itu, kemungkinan Inggris berpisah dengan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit masih sangat terbuka. Ini tentu membuat investor memilih bermain aman, enggan masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, rupiah kemungkinan terbeban akibat tingginya kebutuhan valas korporasi jelang akhir kuartal-I 2019. Biasanya setiap akhir kuartal korporasi asing akan menyetor dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas yang tinggi membuat rupiah melemah.
Memang betul rupiah melemah 0,18% hari ini. Namun rupiah boleh berjalan dengan kepala tegak, karena selama sepekan ini masih mampu mencetak apresiasi 0,67% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Pencapaian yang lumayan, jadi jangan berkecil hati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dini hari tadi waktu Indonesia, Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris yaitu memundurkan jadwal pelaksanaan Brexit yang semestinya pada 29 Maret mendatang. Jika parlemen Inggris meloloskan proposal Brexit pekan depan, maka deadline Brexit diperpanjang menjadi 22 Mei. Namun kalau parlemen masih saja menolak proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, maka Inggris hanya punya waktu sampai 12 April.
Keputusan itu diambil dalam pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa di Brussel. PM May berhasil membuat Uni Eropa memberi perpanjangan waktu setelah memberi paparan di depan 27 kepala negara Benua Biru selama sekitar 1 jam.
Setelah May memberikan paparan, berapa kemungkinan proposalnya direstui parlemen? "5%," ujar Macron. Lebih sadis lagi, para pemimpin negara Eropa lainnya menilai proyeksi Macron terlalu optimistis.
Oleh karena itu, kemungkinan Inggris berpisah dengan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit masih sangat terbuka. Ini tentu membuat investor memilih bermain aman, enggan masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, rupiah kemungkinan terbeban akibat tingginya kebutuhan valas korporasi jelang akhir kuartal-I 2019. Biasanya setiap akhir kuartal korporasi asing akan menyetor dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas yang tinggi membuat rupiah melemah.
Memang betul rupiah melemah 0,18% hari ini. Namun rupiah boleh berjalan dengan kepala tegak, karena selama sepekan ini masih mampu mencetak apresiasi 0,67% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Pencapaian yang lumayan, jadi jangan berkecil hati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular