
Rupiah Boleh Melemah Hari Ini, Tapi Jangan Berkecil Hati
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2019 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditutup melemah di perdagangan pasar spot. Tren penguatan rupiah yang terjadi dalam 5 hari terakhir resmi terputus.
Pada Jumat (22/3/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.160 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa menguat tipis 0,04%. Namun itu tidak bertahan lama, karena kemudian rupiah langsung melemah. Bahkan pelemahan rupiah semakin dalam.
Sebenarnya depresiasi hari ini wajar saja, karena rupiah terus menguat akhir-akhir ini. Rupiah tidak pernah berhenti menguat sejak 15 Maret hingga kemarin, apresiasinya mencapai 0,89%.
Oleh karena itu, sesekali rupiah membutuhkan koreksi sehat. Jika rupiah terus menguat tanpa kontrol, maka berpotensi terjadi penggelembungan nilai aset (aset bubble).
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia juga tidak berdaya di hadapan dolar AS. Yuan China, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, sampai dolar Taiwan bernasib sama seperti rupiah.
Bahkan depresiasi rupiah masih lebih baik ketimbang para tetangganya. Won menjadi mata uang terlemah di Asia, disusul oleh rupee dan yuan.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:18 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sentimen eksternal dan domestik memang tidak kondusif buat rupiah untuk melanjutkan penguatan menjadi genap sepekan penuh. Dari sisi eksternal, ada perkembangan seputar Brexit yang membuat investor ogah terlalu agresif.
Dini hari tadi waktu Indonesia, Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris yaitu memundurkan jadwal pelaksanaan Brexit yang semestinya pada 29 Maret mendatang. Jika parlemen Inggris meloloskan proposal Brexit pekan depan, maka deadline Brexit diperpanjang menjadi 22 Mei. Namun kalau parlemen masih saja menolak proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, maka Inggris hanya punya waktu sampai 12 April.
Keputusan itu diambil dalam pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa di Brussel. PM May berhasil membuat Uni Eropa memberi perpanjangan waktu setelah memberi paparan di depan 27 kepala negara Benua Biru selama sekitar 1 jam.
Namun para pemimpin Eropa masih cemas, karena jangan-jangan proposal Brexit kembali kandas di parlemen seperti dua kesempatan sebelumnya. Mengutip Reuters, Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelum papar May berseloroh bahwa kemungkinan proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris hanya 10%.
Setelah May memberikan paparan, berapa kemungkinan proposalnya direstui parlemen? "5%," ujar Macron. Lebih sadis lagi, para pemimpin negara Eropa lainnya menilai proyeksi Macron terlalu optimistis.
Oleh karena itu, kemungkinan Inggris berpisah dengan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit masih sangat terbuka. Ini tentu membuat investor memilih bermain aman, enggan masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, rupiah kemungkinan terbeban akibat tingginya kebutuhan valas korporasi jelang akhir kuartal-I 2019. Biasanya setiap akhir kuartal korporasi asing akan menyetor dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas yang tinggi membuat rupiah melemah.
Memang betul rupiah melemah 0,18% hari ini. Namun rupiah boleh berjalan dengan kepala tegak, karena selama sepekan ini masih mampu mencetak apresiasi 0,67% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Pencapaian yang lumayan, jadi jangan berkecil hati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (22/3/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.160 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa menguat tipis 0,04%. Namun itu tidak bertahan lama, karena kemudian rupiah langsung melemah. Bahkan pelemahan rupiah semakin dalam.
Oleh karena itu, sesekali rupiah membutuhkan koreksi sehat. Jika rupiah terus menguat tanpa kontrol, maka berpotensi terjadi penggelembungan nilai aset (aset bubble).
Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia juga tidak berdaya di hadapan dolar AS. Yuan China, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, sampai dolar Taiwan bernasib sama seperti rupiah.
Bahkan depresiasi rupiah masih lebih baik ketimbang para tetangganya. Won menjadi mata uang terlemah di Asia, disusul oleh rupee dan yuan.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:18 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sentimen eksternal dan domestik memang tidak kondusif buat rupiah untuk melanjutkan penguatan menjadi genap sepekan penuh. Dari sisi eksternal, ada perkembangan seputar Brexit yang membuat investor ogah terlalu agresif.
Dini hari tadi waktu Indonesia, Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris yaitu memundurkan jadwal pelaksanaan Brexit yang semestinya pada 29 Maret mendatang. Jika parlemen Inggris meloloskan proposal Brexit pekan depan, maka deadline Brexit diperpanjang menjadi 22 Mei. Namun kalau parlemen masih saja menolak proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, maka Inggris hanya punya waktu sampai 12 April.
Keputusan itu diambil dalam pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa di Brussel. PM May berhasil membuat Uni Eropa memberi perpanjangan waktu setelah memberi paparan di depan 27 kepala negara Benua Biru selama sekitar 1 jam.
Namun para pemimpin Eropa masih cemas, karena jangan-jangan proposal Brexit kembali kandas di parlemen seperti dua kesempatan sebelumnya. Mengutip Reuters, Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelum papar May berseloroh bahwa kemungkinan proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris hanya 10%.
Setelah May memberikan paparan, berapa kemungkinan proposalnya direstui parlemen? "5%," ujar Macron. Lebih sadis lagi, para pemimpin negara Eropa lainnya menilai proyeksi Macron terlalu optimistis.
Oleh karena itu, kemungkinan Inggris berpisah dengan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias No-Deal Brexit masih sangat terbuka. Ini tentu membuat investor memilih bermain aman, enggan masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, rupiah kemungkinan terbeban akibat tingginya kebutuhan valas korporasi jelang akhir kuartal-I 2019. Biasanya setiap akhir kuartal korporasi asing akan menyetor dividen ke kantor pusatnya di luar negeri. Permintaan valas yang tinggi membuat rupiah melemah.
Memang betul rupiah melemah 0,18% hari ini. Namun rupiah boleh berjalan dengan kepala tegak, karena selama sepekan ini masih mampu mencetak apresiasi 0,67% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Pencapaian yang lumayan, jadi jangan berkecil hati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular