
Analisis Teknikal
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Memburuk, Harga Batu Bara Terjun
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 March 2019 14:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih berpotensi mengalami penurunan. Hingga tahun berjalan harga si batu api sudah terkoreksi 8,3%. Permintaan batu bara dirasa akan berkurang karena banyak negara memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka.
China sebagai pengkonsumsi batu bara terbesar di dunia juga memangkas pertumbuhan ekonominya dari 6.5% menjadi 6-5,5%. Tidak hanya itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed baru-baru ini juga menurunkan proyeksi ekonominya dari 2,3% menjadi 2,1%.
Perlambatan ekonomi membuat China membatasi impor batu bara asal Australia. Berdasarkan data pelabuhan yang dihimpun Platts, dua terminal di pelabuhan Newcastle Australia, hanya terdapat empat kapal yang menunggu antrian loading batu bara, Minggu (17/3/2019).
Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan minggu sebelumnya di mana terdapat 6 kapal yang menunggu antrian. Padahal, awal Maret lalu terdapat 13 kapal yang menunggu antrian.
Pialang batu bara asal Singapura mengatakan bahwa Australia tengah mencari pasar lain untuk menjadi alternatif pembeli, seperti India dan Korea Selatan.
Harga batu bara kontrak Maret di Newcastle pada penutupan Kamis (21/3/2019) kemarin kembali amblas 0,1% ke posisi US$ 93,5/metrik ton.
Secara teknikal harga batu bara bahkan berpotensi menyentuh US$ 88/metrik ton hingga akhir bulan depan berdasarkan analisis secara teknikal.
Kecenderungan akan melemah terlihat dari posisi harga batu bara yang bergerak di bawah garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Arah pelemahan tersebut juga terlihat dari indikator teknikal moving average convergence divergence/MACD yang membentuk persilangan (dead cross).
(yam/gus) Next Article Batu Bara Masih Akan Naik Seiring Kebutuhan Industri di China
China sebagai pengkonsumsi batu bara terbesar di dunia juga memangkas pertumbuhan ekonominya dari 6.5% menjadi 6-5,5%. Tidak hanya itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed baru-baru ini juga menurunkan proyeksi ekonominya dari 2,3% menjadi 2,1%.
![]() |
Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan minggu sebelumnya di mana terdapat 6 kapal yang menunggu antrian. Padahal, awal Maret lalu terdapat 13 kapal yang menunggu antrian.
Harga batu bara kontrak Maret di Newcastle pada penutupan Kamis (21/3/2019) kemarin kembali amblas 0,1% ke posisi US$ 93,5/metrik ton.
Secara teknikal harga batu bara bahkan berpotensi menyentuh US$ 88/metrik ton hingga akhir bulan depan berdasarkan analisis secara teknikal.
![]() |
Arah pelemahan tersebut juga terlihat dari indikator teknikal moving average convergence divergence/MACD yang membentuk persilangan (dead cross).
(yam/gus) Next Article Batu Bara Masih Akan Naik Seiring Kebutuhan Industri di China
Most Popular