
Sayang Sekali, Rupiah Sepertinya Gagal Menguat Seminggu Penuh
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2019 09:33

Kemungkinan investor hari ini mencemaskan perkembangan Brexit. Uni Eropa memang sudah merestui perpanjangan waktu pelaksaan Brexit, tetapi extra time tersebut tidaklah lama. Maksimal hanya sampai 22 Mei.
"Semua opsi masih terbuka. Pemerintah Inggris punya pilihan mencapai kesepakatan, menunda Brexit lebih lama lagi, atau membatalkan Brexit," tegas Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters.
"Sekarang terserah Inggris untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Kami tidak bisa apa-apa lagi," ujar Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengutip Reuters.
Kini bola ada di kaki Inggris. Jika sampai pekan depan parlemen Inggris tidak kunjung menyetujui proposal Brexit, maka Negeri Ratu Elizabeth hanya punya waktu sampai 12 April untuk mengepak koper dan meninggalkan Uni Eropa tanpa oleh-oleh. No Deal Brexit.
"Keputusan dari Uni Eropa ini menunjukkan bahwa pilihan ada di tangan para anggota parlemen. Saya rasa sudah jelas apa yang diinginkan oleh rakyat Inggris," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, dikutip dari Reuters.
Uni Eropa sepertinya sudah lelah, dan Inggris juga masih bingung. Perkembangan ini membuat investor sepertinya memilih untuk menonton dari pinggir lapangan, memantau perkembangan, dan enggan terlalu agresif. Apalagi kemarin pasar keuangan Asia sudah bergairah karena dampak keputusan rapat The Federal Reserve/The Fed, jadi sekarang saatnya mengambil nafas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Baca: Resmi, Brexit Ditunda! |
"Semua opsi masih terbuka. Pemerintah Inggris punya pilihan mencapai kesepakatan, menunda Brexit lebih lama lagi, atau membatalkan Brexit," tegas Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters.
"Sekarang terserah Inggris untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Kami tidak bisa apa-apa lagi," ujar Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengutip Reuters.
"Keputusan dari Uni Eropa ini menunjukkan bahwa pilihan ada di tangan para anggota parlemen. Saya rasa sudah jelas apa yang diinginkan oleh rakyat Inggris," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, dikutip dari Reuters.
Uni Eropa sepertinya sudah lelah, dan Inggris juga masih bingung. Perkembangan ini membuat investor sepertinya memilih untuk menonton dari pinggir lapangan, memantau perkembangan, dan enggan terlalu agresif. Apalagi kemarin pasar keuangan Asia sudah bergairah karena dampak keputusan rapat The Federal Reserve/The Fed, jadi sekarang saatnya mengambil nafas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular