
Sayang Sekali, Rupiah Sepertinya Gagal Menguat Seminggu Penuh
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2019 09:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot. Apresiasi selama 5 hari beruntun membuat rupiah rentan terkoreksi.
Pada Jumat (22/3/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.155. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sebenarnya rupiah membuka perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,04%. Namun beberapa saat kemudian penguatan rupiah yang tipis itu habis dan mata uang Tanah Air menyeberang ke zona merah.
Rupiah sepertinya sulit untuk melanjutkan tren penguatan yang sudah terjadi 5 hari beruntun. Andai masih bisa menguat hari ini, maka rupiah akan menguat selama sepekan penuh. Pencapaian yang cantik, kalau kejadian...
Apa mau dikata, rupiah tidak bisa melawan arus pelemahan mata uang Asia. Selain rupiah, mata uang utama Benua Kuning yang melemah terhadap dolar AS adalah yuan China, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, peso Filipina, dan dolar Taiwan.
Rupiah pun menjadi mata uang terlemah kedua di Asia, hanya lebih baik dari won. Rasanya hari ini bukan harinya rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:14 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Kemungkinan investor hari ini mencemaskan perkembangan Brexit. Uni Eropa memang sudah merestui perpanjangan waktu pelaksaan Brexit, tetapi extra time tersebut tidaklah lama. Maksimal hanya sampai 22 Mei.
"Semua opsi masih terbuka. Pemerintah Inggris punya pilihan mencapai kesepakatan, menunda Brexit lebih lama lagi, atau membatalkan Brexit," tegas Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters.
"Sekarang terserah Inggris untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Kami tidak bisa apa-apa lagi," ujar Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengutip Reuters.
Kini bola ada di kaki Inggris. Jika sampai pekan depan parlemen Inggris tidak kunjung menyetujui proposal Brexit, maka Negeri Ratu Elizabeth hanya punya waktu sampai 12 April untuk mengepak koper dan meninggalkan Uni Eropa tanpa oleh-oleh. No Deal Brexit.
"Keputusan dari Uni Eropa ini menunjukkan bahwa pilihan ada di tangan para anggota parlemen. Saya rasa sudah jelas apa yang diinginkan oleh rakyat Inggris," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, dikutip dari Reuters.
Uni Eropa sepertinya sudah lelah, dan Inggris juga masih bingung. Perkembangan ini membuat investor sepertinya memilih untuk menonton dari pinggir lapangan, memantau perkembangan, dan enggan terlalu agresif. Apalagi kemarin pasar keuangan Asia sudah bergairah karena dampak keputusan rapat The Federal Reserve/The Fed, jadi sekarang saatnya mengambil nafas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (22/3/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.155. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sebenarnya rupiah membuka perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,04%. Namun beberapa saat kemudian penguatan rupiah yang tipis itu habis dan mata uang Tanah Air menyeberang ke zona merah.
Baca:Santai Dulu, Rupiah! |
Rupiah sepertinya sulit untuk melanjutkan tren penguatan yang sudah terjadi 5 hari beruntun. Andai masih bisa menguat hari ini, maka rupiah akan menguat selama sepekan penuh. Pencapaian yang cantik, kalau kejadian...
Apa mau dikata, rupiah tidak bisa melawan arus pelemahan mata uang Asia. Selain rupiah, mata uang utama Benua Kuning yang melemah terhadap dolar AS adalah yuan China, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, peso Filipina, dan dolar Taiwan.
Rupiah pun menjadi mata uang terlemah kedua di Asia, hanya lebih baik dari won. Rasanya hari ini bukan harinya rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:14 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Kemungkinan investor hari ini mencemaskan perkembangan Brexit. Uni Eropa memang sudah merestui perpanjangan waktu pelaksaan Brexit, tetapi extra time tersebut tidaklah lama. Maksimal hanya sampai 22 Mei.
Baca: Resmi, Brexit Ditunda! |
"Semua opsi masih terbuka. Pemerintah Inggris punya pilihan mencapai kesepakatan, menunda Brexit lebih lama lagi, atau membatalkan Brexit," tegas Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengutip Reuters.
"Sekarang terserah Inggris untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Kami tidak bisa apa-apa lagi," ujar Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengutip Reuters.
Kini bola ada di kaki Inggris. Jika sampai pekan depan parlemen Inggris tidak kunjung menyetujui proposal Brexit, maka Negeri Ratu Elizabeth hanya punya waktu sampai 12 April untuk mengepak koper dan meninggalkan Uni Eropa tanpa oleh-oleh. No Deal Brexit.
"Keputusan dari Uni Eropa ini menunjukkan bahwa pilihan ada di tangan para anggota parlemen. Saya rasa sudah jelas apa yang diinginkan oleh rakyat Inggris," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May, dikutip dari Reuters.
Uni Eropa sepertinya sudah lelah, dan Inggris juga masih bingung. Perkembangan ini membuat investor sepertinya memilih untuk menonton dari pinggir lapangan, memantau perkembangan, dan enggan terlalu agresif. Apalagi kemarin pasar keuangan Asia sudah bergairah karena dampak keputusan rapat The Federal Reserve/The Fed, jadi sekarang saatnya mengambil nafas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular